Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Calon Pengantin Diimbau Gunakan “Elsimil” Sebelum Nikah

Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Pandeglang mengimbau Calon Pengantin (Catin) memiliki sertifikat dari Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) sebelum menikah.

Foto ilustrasi : Pernikahan bahagia

“Jadi, bagi mereka yang akan menikah, penting untuk terdaftar dalam aplikasi Elsimil yang berfungsi untuk memastikan kesiapan mereka dalam pernikahan dan persiapan hamil. Ini adalah kerja sama antara kami, Kantor Urusan Agama (KUA) Pandeglang, dan Dinas Kesehatan,” ujar Kepala DP2KBP3A Pandeglang, Aep Saepudin, Kamis (28/9/2023).

Dia menjelaskan, pemanfaatan aplikasi Elsimil tersebut merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mempercepat penurunan angka prevalensi stunting dari hulu, melalui skrining, edukasi kesehatan reproduksi, perbaikan gizi serta pendampingan bagi calon pengantin. Apalagi tingginya angka anemia pada pada remaja dan calon pengantin perempuan dinilai berkontribusi besar dalam meningkatkan angka prevalensi stunting.

“Pemeriksaan yang diperiksa pada saat mereka mau menikah itu yang pertama adalah tinggi badan, berat badan, lingkaran lengan atas jangan sampai kurang dari 23,5 cm, dan Hemoglobin. Apakah dalam pemeriksaan si calon pengantin itu kurang darah atau tidak. Kalau kurang darah, mereka diberikan vitamin penambah darah selama 3 bulan,” kata dia.

Aep menambahkan, idealnya calon pengantin mulai mendaftar dan memeriksa kesehatannya tiga bulan sebelum melangsungkan pernikahan. Supaya kondisi kesehatan mereka terdeteksi lebih awal.

“itu dimaksudkan pada saat mereka daftar terdeteksi adanya kurang darah, berarti mereka diberikan vitamin. Dan vitamin itu diberikan selama 3 bulan. Kemudian mereka yang lingkaran dengan atasannya kurang dari 23,5 cm, mereka dianjurkan untuk makan makanan yang bergizi seimbang,” ucapnya.

Sebatas informasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang menetapkan 10 desa di 10 kecamatan sebagai lokus penanganan stunting tahun 2023. Penetapan itu diputuskan melalui Keputusan Bupati Nomor 440/Kep.218-Huk/2023 Tentang Penetapan Desa Lokus Intervensi Stunting Tahun 2023.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang, Encep Hermawan menuturkan, penetapan 10 desa lokus itu berdasarkan amatan mengenai prevalensi dan keluarga berisiko stunting yang terdapat diseluruh desa tersebut.

"Kita lihat prevalensi stunting yang paling tinggi dan keluarga berisiko stunting yang banyak di sana kami jadikan lokus," kata dia, Selasa (4/3/2023).

Encep menjelaskan, dengan ditetapkannya 10 desa lokus stunting, diharapkan instansi yang memiliki anggaran kegiatan seperti sanitasi, infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat, dapat dialokasikan ke 10 lokus tersebut guna mempercepat penanggulangan stunting di Kota Badak.

"Dengan adanya lokus stunting ini, harapannya nanti yang 10 lokus ini menjadi garapan Pemkab. Ketika Perkim ada anggaran untuk jamban atau sanitasi, begitu juga dengan OPD lain, bisa siarahkan ke sana," ucapnya.

Adapun 10 desa yang menjadi lokus penanganan stunting itu diantaranya Desa Kadubale di Kecamatan Banjar, Desa Pasirsedang, Kecamatan Picung, Desa Katumbiri, Kecamatan Cigeulis, Desa Panacaran, Kecamatan Munjul, dan Desa Kramatjaya, Kecamatan Cimanggu.

Sampai saat ini, angka stunting di Pandeglang berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, jumlahnya mencapai 29,4 persen. Atau bila berdasarkan bulan penimbangan balita pada Agustus tahun lalu, masih ada sekitar 3.500 anak di Pandeglang mengalami stunting. Tahun ini Dinkes kembali menargetkan penurunan stunting menjadi 24 persen.

"Bebas atau zero stunting susah direalisasikan, paling hanya bisa meminimalkan. Upaya menurunkan stunting yang paling baik adalah dari hulunya, dari anak remaja, ibu hamil, dan lingkungan, sehingga ketika hamil tidak terjadi stunting. Jadi bagaimana mengedukasi bahaya stunting," ujar Encep.

Pejabat Fungsional Admin Kesehatan pada Dinkes Kabupaten Pandeglang, Ratu Lina menambahkan, penanganan stunting di Pandeglang tahun lalu tergolong baik. Sebab mampu menurunkan angka prevalensi dari 37,8 persen menjadi 29,4 persen.

"Penanganan stunting harus dilakukan secara pentahelix, tidak cukup hanya Dinkes semata. Harus ada unsur keterlibatan pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, bahkan media,” kata Lina.

Sementara Wali Kota Serang Syafrudin hadir dalam kegiatan gerakan masyarakat Gemar Makan Ikan (Gemarikan) tingkat kecamatan Kasemen yang dilaksanakan di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM), Pasar Margaluyu, Kecamatan Kasemen Kota Serang, beberpa waktu lalu.

Kegiatan safari Gemarikan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Serang, sebagai bentuk menyemarakan masyarakat agar gemar makan ikan.

Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan kegiatan Gemarikan ini selain bertujuan untuk mengentaskan permasalahan ekonomi, juga bertujuan untuk mempercepat penurunan stunting. Jika dikaji secara seksama, dalam kandungan ikan memiliki banyak gizi, protein dan manfaat lain yang bisa meningkatkan gizi anak dan bayi tentunya.

“Karena makan ikan itu tentu banyak gizinya, proteinnya bagus bukan hanya bapak bapaknya saja yang makan ikan, tapi anak anaknya juga harus makan ikan,” ucap Syafrudin.

“Terlebih di kelurahan Margaluyu ini diketahui ada sekitar 42 anak yang mengalami stunting, ini harus segera diatasi pak lurah,” ujar Syafrudin.

Selain menyelaraskan untuk gemar makan ikan, Syafrudin menghimbau agar masyarakat Margaluyu tetap menjaga kebersihan, karena bagaimanapun kesehatan tubuh terdapat pada lingkungan yang bersih

“Jadi percuma jika kita gemar makan ikan, tapi lingkungan kita tidak dijaga, yang ada penyakit lain akan tetap menyerang,” kata Syafrudin.

Syafrudin berharap, dalam waktu kedepan kegiatan Gemarikan dapat dilaksanakan di daerah pegunungan atau daerah lain yang kondisinya memang jauh dari laut atau pantai.

“Kalau saya berharap pelaksanaan di wilayah yang jauh dari wilayah pantai, seperti daerah pegunungan di Taktakan, Walantaka, tapi tetap kita laksanakan di Margaluyu karena stuntingnya masih 42 orang,” ujar Syafrudin, (*)


Hide Ads Show Ads