Hari ini
Cuaca 0oC
Headline News :

Unik dan Menarik, Sekilas Sejarah Dusun Gongcai dan Gang Bapak Nama di Kabupaten Karawang

Di Kabupaten Karawang terdiri dari 297 desa dan 12 kelurahan dan tercecer ribuan kampung tentunya. 

Foto: Peta Kecamatan Batujaya Karawang

Di wilayah paling utara Karawang ada sejumlah nama kampung dan gang yang menarik dan tidak disangka bila kedua nama itu berada di Bumi Pangkal Perjuangan yang letaknya di ujung kaler banget (utara sekali), misalnya Dusun Gongcai dan Gang BapaK Nama, (29/9/23).


Nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada orang, tempat, produk (misalnya merek produk) dan bahkan gagasan atau konsep, yang biasanya digunakan untuk membedakan satu sama lain. Nama dapat dipakai untuk mengenali sekelompok atau hanya sebuah benda dalam konteks yang unik maupun yang diberikan.


Diketahui Dusun Gongcai berada di Desa Telukbango, Kecamatan Batujaya. Di wilayah atau dusun tersebut penduduknya mayoritas adalah petani dan buruh, untuk sisanya adalah Karyawan, PNS, Pedagang dan saat ini Kades Desa Telukbango di jabat oleh Subur.  

Foto : Pintu masuk ke Desa Telukbango

Dusun Gongcai sendiri terbagi dua blok yakni Gongcai 1 dan 2.


Berkaitan nama Dusun Gongcai ternyata benar saja mengandung makna menurut narasumber namun sayang belum ada yang bisa memastkan kebenaranya asal mula jadi nama itu hingga jadi sebuah nama unik untuk dusun tersebut. 


Bahkan sangat menarik, dari beberapa narasumber yang ditanyai sejarah nama Gongcai ada yang tidak mengetahuinya utama dari kaum remaja termasuk penduduk yang menetap lama tapi merupakan pendatang ke daerah tersebut. 


Di Dusun Gongcai, katanya penduduk aslinya dulu berbahasa Sunda asli namun seiring waktu beranjak lalu berganti jadi bahasa Betawi, namun masih ada di antara warga setempat dan berusia tua renta yang masih menggunakan bahasa Sunda yang merupakan warisan leluhurnya cuma sangat sedikit. Pergeseran bahasa penduduk setempat katanya diakibatkan oleh arus urbanisasi warga dari Bekasi ke Batujaya termasuk ke Dusun Gongcai.

Foto : salah satu sekolah SD yang berakreditasi B

Ahmad Subari salah satu tokoh masyarakat di Kecamatan Batujaya sebutkan, nama Gongcai sudah ada semenjak dia masih kecil dan usianya saat ini sudah memasuk 52 tahun berjalan. 


Nama Dusun Gongcai itu sudah puluhan tahun jadi pasti jarang yang mengetahuinya secara pasti termasuk saya pribadi hanya samar-samar,  akunya.


Dari cerita mulut ke mulut, sambung Ahmad Subari, pada  puluhan yang tahun silam daerah Telukambulu, Telukbango dan Batujaya adalah satu hamparan desa. Pada saat itu, bila turun hujan airnya akan mengalir dari Batujaya ke Telukambulu lalu mengalir lagi  ke satu titik yakni Telukbango, dan sebaliknya dari Telukambulu akan mengalir ke daerah satu tiitk pada wilayah perbatasan antara Telukbango dan Telukambulu. Disitulah ada tempat dimana ada pertemuan air kiriman dari berbagai sumber pada sebuah lokasi Gorong-gorong cai atau air yang kemudian airnya mengalir melewati pesawahan dan pekampungan lain lalu bablas ke laut utara (kampung Cikeong ada dekat laut,red), beber dari Bari sebutan lain dari Ahmad Subari. 


Dikatakan Bari, betul dulu kata para orang tua di Kecamatan Batujaya untuk bahasa penduduk di Dusun Gongcai adalah Sunda. Pada waktu dulu banyak warga dari Kabupaten Bekasi urban ke Karawang utamanya ke Batujaya seiring waktu penduduk setempat mulai tergeserkan atau tergantikan. 


Tergesernya penduduk setempat itu akibat yang meninggal dunia,ikut keluarga atau anaknya atau hal lainnya yang sifat positip, disisi lain penduduk pendatang mulai beranak pinak dengan menikahi warga setempat atau umumnya warga di Kecamatan Batujaya lalu bermukimlah di Dusun Gongcai dan sekitarnya.


Untuk sementara takut tidak lengkap alur ceritanya maka di singkat saja, ungkap dari Bari , seiring zaman dari waktu ke waktu jadi sebuah cerita yang bermula mulut ke mulut dan sudah lama munculnya nama Dusun Gongcai, memang secara umum diketahui dusun tersebut dinamai oleh penduduk asli yang berbahasa Sunda berasal dari tiga kata yakni Gorong-gorong cai lalu diucapkannya dengan disingkat oleh para tetua pada waktu itu menjadi Gongcai, paparnya.


Tak hanya itu, dibalik sejarah munculnya cerita Dusun Gongcai di Telukbango ada hal lain yang tak kalah menarik lagi yakni adanya sebuah gang yang sangat terkenal, bahkan terkenalannya sampai keluar kabupaten misal Bekasi. Ya, gang terkenal tersebut adalah Gang Bapak Nama, itu berada di Telukbango Dusun Gongcai. Nama tersebut muncul bermula adanya seseorang yang disebut bisa memberi atau kasih nama kepada seseorang (bayi,red). Yang meminta nama kepada pinisepuh tersebut bukan hanya datang dari Batujaya dan sekitarnya namun datang juga dari Bekasi dan kota Karawang untuk memohon atau minta nama atau petunjuk-petunjuk lain kepadanya.


Sayang seribu sayang sampai berita ini turunkan, keturunan atau ahli wari dari " Bapak Nama " belum bisa diwawancarai. 


Diketahui menurut beberapa narasumber, Bapak Nama sudah meninggal puluhan tahun silam dan yang bersangkutan adalah seorang tokoh masyarakat yang terkenal bijak dan berilmu tinggi, untuk nama aslinya pinisepuh tersebut penduduk setempat pun pada saat sekarang jarang yang mengetahuinya. 


Sekilas tentang Kecamatan Batujaya, salah satu Kecamatan dari 30 kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Karawang dan merupakan salah satu zona pantai yang berbatasan dengan:


  • Sebelah Utara      : Berbatasan dengan Kecamatan Tirtajaya
  • Sebelah Selatan  : Berbatasan dengan Kabupaten Bekasi
  • Sebelah Timur     : Berbatasan dengan Kecamatan Jayakerta
  • Sebelah Barat      : Berbatasan dengan Kecamatan Pakisjaya.

Sebatas nambah informasi, dari sejarah Eropa, kebanyakan orang mula-mula menggunakan satu nama pemberian saja, lalu setelah jumlah orang yang bernama sama semakin banyak di satu wilayah, nama keluarga ditambahkan untuk membedakan orang-orang yang bernama sama. Setelah semakin banyak orang yang bernama depan dan nama keluarga sama, maka orang menambahkan nama tengah, satu nama, kemudian dua nama, dan seterusnya.

Di Inggris dan AS, orang biasa disapa dengan nama depannya. Di Jerman, orang biasa dipanggil dengan nama tengahnya. Di negara-negara Asia Timur dan Hungaria, nama keluarga diletakkan di depan, dan dalam kasus nama Tionghoa, hanya ada nama keluarga dalam jumlah yang terbatas, yang membuat ratusan hingga ribuan orang yang memiliki nama yang persis sama.

Nama Inggris adalah nama yang unik dalam hal dapat ditambahkan Sr. (Senior) setelah nama keluarga untuk ayah yang bernama sama dengan anaknya. Hal ini disebabkan banyak ayah yang ingin anaknya (biasanya yang sulung) untuk memakai namanya dan melanjutkan pekerjaannya.

Bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, dan beberapa lainnya kadang menggunakan Jr. (Junior) di akhir nama keluarga untuk anak yang bernama sama dengan ayahnya (kebalikan dengan Sr..) Nama Brasil kadang menggunankan Neto untuk "cucu", Sobrinho untuk "keponakan" dan Júnior untuk "anak".

Beberapa bahasa, seperti bahasa Rusia, menggunakan akhiran jender untuk nama keluarga mereka, jadi untuk keturunan pria disebut Tuan Molotov, untuk keturunan wanita atau isteri disebut Nyonya Molotova.(*)


Hide Ads Show Ads