Breaking News
---

Founder Persepsi Publik Karawang Sebut Persaingan Antar Caleg Semakin 'Fair' dan Efektif di Era Digital Society 5.0

Seiring dengan pesatnya peran dunia digital di era Society 5.0 saat ini, dinilai semakin tak terbantahkan lagi dalam efektivitas kebebasannya akan proses perkembangan jaman yang kian kompetitif dan makin 'Fair'. Apalagi saat menyambut datangnya musim kampanye di tahun politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang. 
Foto : Founder Persepsi Publik Karawang Sebut Persaingan Antar Caleg Semakin Efektif di Era Digital Society


Demikian hal tersebut dipaparkan oleh Praktisi Media Sosial sekaligus Founder Persepsi Publik Karawang, Fahmi Rukmana saat ditunjuk menjadi seorang narasumber independen yang membawakan materi "Peran Vital Kampanye Digital" dalam kegiatan deklarasi relawan salah satu Calon Legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Karawang pada Rabu (25/10) malam.

Di hadapan 52 Koordinator Desa (Kordes) dan puluhan Koordinator Kecamatan (Korcam) atau koordinator relawan pendukung dari Dian Salwirani (Caleg DPRD Kabupaten Karawang di Dapil III Karawang asal Partai Nasdem), Fahmi memaparkan bahwa kedewasaan masyarakat di era digitalisasi yang berbasis tekhnologi mempuni ini kadang disalah artikan karena sering disebut telah mengungkung semua permasalahan diberbagai bidangnya, termasuk juga dengan bidang politik.

Karenanya dengan melalui peran vital dunia digital di era modernisasi yang utamanya saat ini berbasis diberbagai jejaring platform media sosial atau medsos, Fahmi menilai bahwa para peserta kontestasi pesta demokrasi inipun harus dipacu secara maksimal untuk terus memoles citranya dengan sebaik mungkin dalam menarik hati dari para pemilihnya itu.

"Selain lebih murah, juga dengan era digital society 5.0 ini justru dapat membuka ruang-ruang yang lebih adil dan bebas lagi bagi setiap para kandidat calon legislatif dalam mencitrakan dirinya di berbagai platform medsos," ungkapnya.

Jadi ia menyebut bahwa jika disaat zaman terdahulu itu, lanjut Fahmi menuturkan, hanya kalangan pejabat dan orang-orang tertentu yang punya uang saja lah yang bisa mencitrakan dirinya melalui saluran media massa seperti televisi, koran, radio dan lain-lainnya.

"Akan tetapi untuk sekarang ini, yaitu untuk di era tekhnologi modern seperti digitalisasi society 5.0 saat ini siapapun orangnya, bahkan bisa melakukan hal yang sama. Ya bentar-bentar tinggal kita upload saja segala kegiatan sosial dan politik kita diberbagai jejaring platform medsos yang jelas lebih cepat, mudah dan bahkan lebih murah malahan cost kampanye," tegas dia dengan lugas.

Fahmi juga menyebut bahwa dalam membangun citra dan persepsi di dunia politik, merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut sejauh mana approval atau penerimaan masyarakat akan eksistensi dari para calon kandidat wakil rakyatnya tersebut. "Jadi kalau semakin baik citranya, maka ia juga akan semakin disukai pula oleh para pemilih atau konstituennya itu," jelasnya.

Selain itu, masih dikatakan Fahmi, dalam pembentukan persepsi serta penyebaran disetiap informasinya, maka calon yang paling siap lah yang akan menguasai gelanggang. "Yaa mulai dari SDM, strategi pemenangan, penguasaan dan pengelolaan media hingga infrastruktur akar rumput hingga memiliki pesan yang kuat dengan framing yang melekat akan pemilihan isunya pun bisa menjadi salah satu cara pendekatan yang unik dalam memasarkan para kandidat politiknya tersebut. Bahkan dapat berpengaruh terhadap interaksi dari para pemilihnya juga, utamanya para pemilih yang aktif berselancar di medsos," jelas Fahmi memaparkan.

Kemudian hal penting lainnya untuk bentuk antisipasi yang dilakukan oleh setiap calon peserta kontestasi politik bersama tim relawannya di garda terdepan dalam barisan pendukungnya caleg tersebut, Fahmi menyebut kaitan akan pentingnya efisiensi pembekalan ilmu akan pengetahuan dasar tentang proses kampanye digital di era society 5.0 yang kian efektif bagi para relawan pendukungnya.

"Hal itu bertujuan untuk memobilisasi unggahan di setiap platform medsosnya, ya seperti halnya dalam memilih isu untuk framing yang memperkuat citra baiknya di jagat maya dengan membuat konten yang bertanggungjawab misalnya. Dan terlebih lagi, hal tersebut juga bertujuan untuk mencegah aksi blunder atas penyebaran kabar bohong atau hoaks yang mungkin disebar secara tak sengaja oleh tim relawannya sehingga tidak merugikan kandidat sendiri," pungkasnya. (Rd)
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan