Breaking News
---

Tanya Jawab Capres Ganjar-Capres Anies Terkait Anggaran Pertahanan

Calon Presiden (Capres) Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo mendapat sesi bertanya kepada dua capres lainnya. Terkait, anggaran pertahanan Indonesia diperlukan kenaikan sebanyak satu hingga dua persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

foto : Ganjar dan Anis 

Ganjar mendapat waktu 1 menit untuk bertanya kepada Capres Nomor Urut 1 Anies Baswedan. Tepatnya, sebagai penjawab pertama dari pertanyaan Ganjar.

KPU kembali menggelar Debat Ke-3 Calon Presiden Pemilihan Umum (Capres Pemilu) 2024 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024), mulai pukul 19.00 WIB. Tema Debat Ke-3 Capres Pemilu 2024 adalah Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, Globalisasi, Geopolitik, dan Politik Luar Negeri.

Latar belakang masalah pertanyaan Ganjar: 

Mas Anies, anggaran pertahanan belum ideal. Tadi saya sampaikan, kita perlu satu sampai dua persen dari PDB, sekarang masih 0,78 persen, ini data.

Untuk beli alutsista (alat utama sistem senjata), masih harus utang dan utang kita di (tahun) 2023 naik dari US$20,7 Miliar menjadi US$25 Miliar. Padahal, target Rencana Strategis (Renstra) kita minimum essential force di 2024, tidak tercapai kira-kira.

Karena sekarang, hanya 65,49 persen dari target.

Pertanyaan Ganjar:

Kira-kira yang menjadi pertanyaan saya nih, Mas Anies. Apa solusi ekonomi pertahanannya, untuk kita bisa mengejar ketertinggalan dan untuk kemudian menyelesaikan persoalan persoalan itu? 

Agar pertahanan kita menjadi strong.

Capres Nomor 1 Anies Baswedan menjawab (waktu 2 menit):

Terima kasih, Pak Ganjar. Jadi, terkait dengan anggaran pertahanan, seperti tadi disampaikan, kita masih di bawah, disebutkan 0,78 (persen).

Kami memandang, memang perlu sampai dengan 1-1,5 persen yang perlu kita butuhkan. Dan untuk itu, maka kita harus memperbesar GDP (Gross Domestic Product, red) kita, memperbesar APBN kita.

Dan itulah pertumbuhan ekonomi menjadi penting. Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkualitas, harapannya, maka kita memiliki masukan negara yang cukup. 

Kemudian yang kedua, tadi terkait dengan utang. Utang utang yang digunakan untuk aktivitas produktif, yang meningkatkan kesejahteraan, menumbuhkan perekonomian, itu juga salah satu cara untuk memperbesar APBN kita, dengan adanya pendapatan.

Yang ketiga adalah bagaimana pajak kita, diperluas basisnya, ditingkatkan efektivitasnya. Lagi lagi, untuk meningkatkan pendapatan.

Namun, tidak kalah penting adalah memastikan, praktik praktik koruptif yang membuat anggaran terserap tidak secara optimal, itu ditiadakan. Dengan begitu, maka, porsi yang kita miliki untuk sektor pertahanan akan bisa kita alokasikan.

Tanpa kita memiliki anggaran yang cukup, maka alokasi di sini menjadi berat. Dan apabila kita melakukan pembelanjaan, maka kami membayangkan, justru menggunakan kekuatan sendiri.

Walaupun, ada dalam bentuk utang, maka itu satu paket dengan belanja senjatanya, belanja alutsistanya. Sehingga, itu menjadi satu kesatuan dan meniadakan praktik praktik middle man di dalam penyelenggaraan alutsista.

Seperti, peraturan perundangan, yang mengharuskan itu G to G (Government to Government, red), atau langsung dengan korporasi yang membuatnya. Jadi, kami melihat dengan cara seperti itu.

Meningkatkan alokasi, itu satu hal. Mengefisienkan, itu hal berikutnya yang harus kita kerjakan.(*)

Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan