BREAKING NEWS :
Mode Gelap
Artikel teks besar

Kemenag Diminta Tertibkan Perusahaan Travel Terkait Penangkapan WNI

Ketua Umum PP Ikatan Persaudaran Haji Indonesia (IPHI) H. Ismed Hasan Putro meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk menertibkan perusahaan travel. Ini agar kasus 24 warga negara Indonesia (WNI) ditangkap oleh otoritas keamanan Arab Saudi tidak terulang kembali.

Foto ilustrasi calon Jemmah Haji umroh

"Wajib bagi pemerintah untuk bersikap tegas. Kalau Arab Saudi kan jelas dengan mengatakan jika tidak sesuai aturan berlaku maka mereka akan dideportasi," kata Ismed. 

Sedangkan penanggung jawab dalam pemalsuan visa haji itu, kata Ismed, akan di penjara oleh pemerintah Arab Saudi. Kemudian, untuk jemaah asal Indonesia itu akan masuk daftar hitam (black list) tidak masuk ke Arab Saudi selama 10 tahun.

Dalam konteks ini, menurut Ismed, pemerintah harus melakukan punishment terhadap biro travel yang melakukan hal tersebut. Di sisi lain, ia meminta masyarakat yang ingin berhaji untuk lebih selektif dalam memilih perusahaan travel untuk berangkat ke tanah suci. 

"Jangan karena bujuk rayu kemudian mereka terperangkap dengan kondisi yang membuat mereka rugi. Akibat dari ketidakpahaman mereka sendiri dan akibat orang jahat yang ingin memanfaatkan keminiman pengetahuan informasi terkait pelaksanan umroh dan haji," katanya. 

Terkait hal ini, Ismed menilai masalah ini menjadi pembelajaran yang penting. Bagi para penyelenggara umroh dan haji di Indonesia. 

"Ini harus menjadi catatan bagi umat Muslim yang berniat untuk melaksanakan umroh dan haji. Harus hati-hati untuk  mewujudkan niat mereka ibadah di tanah suci," ujarnya. 

Masyarakat, kata dia, tidak boleh nelanggar aturan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, ia meminta pemerintah Arab Saudi  tidak mengobral visa umroh dan haji untuk pelaksanaaan ibadah di tanah suci. 

Lebih lanjut, Ismed meminta semua pihak seperti Kementerian Agama untuk mengevaluasi diri. Dan bersikap obyektif dan transparan di dalam mengimplementasikan semua kegiatan yang disepakati bersama. 

"Jangan sampai jemaah menjadi korban dari situasi yang terkadang jemaah tidak paham apa yang terjadi. Dan kenapa mereka menjadi korban," ujarnya. (*)

Posting Komentar