Breaking News
---

Kemenkes Diminta Tingkatkan Penyuluhan Pencegahan DBD

Ahli Kesehatan Masyarakat Dr. Jusuf Kristianto meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat. Hal ini mengenai pentingnya penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Kemenkes Diminta Tingkatkan Penyuluhan Pencegahan DBD

"Sebenarnya pemerintah kurang konsentrasi untuk menginfokan kesehatan terutama  DBD. Salah satunya karena perhelatan pemilu yang lalu sehingga DBD diabaikan," kata Jusuf, Minggu (4/8/21024).

Padahal, ketika itu, jumlah orang yang meninggal karena DBD banyak. Hal itu juga dikarenakan penyemprotan terhadap nyamuk dinilai kurang.  

"Kasus DBD akhirnya berlanjut. DBD pembawa penyakitnya kan nyamuk," ujarnya.

Menurut Jusuf, seharusnya kasus DBD banyak terjadi pada bulan September hingga Desember. Tetapi kasus DBD ini justru telah terjadi sejak April lalu.

"Ini berlanjut terus. Ini yang harus kita potong adalah vektornya, pembawanya nyamuk, nyamuknya harus kita berantas," ucapnya.

Di sisi lain, Jusuf meminta masyarakat untuk mewaspadai gejala penyakit DBD ini. Menurutnya, penyakit DBD ini diawali dengan demam seperti demam typhus.

"Harus diwaspadai jika trombositnya turun. Karena kalau trombositnya turun maka ada indikasi DBD," katanya. 

Diketahui, Kemenkes melaporkan hingga minggu ke-17 2024, tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia. Berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.


Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan