HEADLINE NEWS

Ratusan Pekerja Migran Indonesia Dideportasi Arab Saudi, Pemerintah Berupaya Bebaskan Eks-DPRD Indramayu dari Myanmar

Hampir 700-an Pekerja Migran Indonesia (PMI) non-prosedural dideportasi oleh Pemerintah Arab Saudi selama Januari 2025. Teranyar tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta sebanyak 146 PMI asal Jawa Timur, NTB, Jawa Barat dan provinsi lainnya.

Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding menggendong salah satu anak dari PMI nonprosedural yang dideportasi Arab Saudi didampingi, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Yugha Nugraha di Terminal 3 Kedatangan Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (14/1/2025)

"Ini kan minggu lalu kalau tidak salah ya, kita menerima juga sekitar 500-an. Hari ini 146 orang dan ini memang bagian dari kerja-kerja teman-teman Kementerian Luar Negeri serta menjadi kewajiban kami," ujar Abdul Kadir Karding, Menteri P2MI di Bandara Soetta, Jumat (24/1/2025).

Karding mengatakan pihaknya selain menjemput juga memastikan para PMI yang tiba ini nanti sampai ke rumah. Walaupun mereka ini saat berangkat ke Arab Saudi non-prosedural.

"Karena kita tidak punya kerjasama dengan Arab Saudi, mereka berangkatnya rata-rata setelah 2015. Itu artinya, semuanya non-prosedural berangkatnya, tapi ini bagian dari tanggung jawab negara, karena ini warga kita," ucapnya.

Tapi, sambung Karding, dengan satu harapan, pihaknya mengedukasi supaya yang mau berangkat lagi melalui proses-proses yang ada. Kemudian yang telah beberapa kali ini bekerja diluar negeri, datanya akan dicatat sebagai pelajaran guna antisipasi.

"Jangan sampai mereka berkali-kali non-procedural, mohon maaf ya. Mungkin bisa jadi juga kadang-kadang ada modus bolak-balik-bolak itu untuk mendapatkan uang tambahan," kata Karding.

"Karena kan gini, kalau lewat calo itu, mereka dapat uang misalnya Rp5 juta, ini uang mereka Rp25 juta nih dari kami, padahal sebenarnya enggak. Nanti uang itu dipotong dari gaji mereka, jadi ini sebenarnya, istilahnya udah masuk kategori TPPO," sambungnya.

Ditambahkan Diektur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Yudha Nugraha, ini adalah pemulangan yang ketiga.
Jadi dalam beberapa minggu terakhir, memang Pemerintah Arab Saudi melakukan proses deportasi secara masif.

"Deportasi ini dari banyak wajah negara, termasuk tentunya wajah negara Indonesia. Jadi yang tiba pada pagi hari ini, 146 deportan, terdiri dari 119 perempuan dan 27 laki-laki," kata Yudha.

Mayoritas, lanjutnya, berasal dari Jawa Barat, NTB, Jawa Timur dan juga beberapa provinsi yang lain. "Tadi mengulangi apa yang disampaikan Pak Menteri P2MI, bahwa memang mereka melakukan pelanggaran keimigrasi," ujarnya.
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding menjemput PMI non-prosedural yang dideportadi Pemerintah Arab Saudi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat (24/12/2025

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Karding juga sebutkan masih berupaya membebaskan eks-angggota DPRD Indramayu, Rabiin beserta tiga rekannya. Pasalnya, mereka dikabarkan disekap dan disiksa oleh kelompok etnis bersenjata di Myanmar.

"Kami bersama pemerintah, terutama dengan Kementerian Luar Negeri terus berusaha semaksimal mungkin. Tentu cara penyelesaiannya enggak perlu kami laporkan kepada publik," ujar Karding di Bandara Soetta, Jumat.

Menurut Karding, biarkan pihaknya melakukan diplomasi dengan segala usaha, dengan sumber daya yang dimikiki diluar negeri. Baik itu Kementerian Luar Negeri, baik itu Atase, baik itu Atase Pertahan Hukum serta Atase Kepolisian.

"Semua kita minta tolong untuk melakukan upaya-upaya diplomasi dan upaya-upaya lain yang memungkinkan agar mereka bebas. Bukan hanya Pak Rabiin, kalau bisa semuanya," kata Karding.

Terlait kesulitannya, sanbung Karding, karena mereka ditahan oleh kelompok etnis bersenjata menguasai satu wilayah yang beda dengan pemerintah. "Dan mereka disana memang diniatkan untuk jadi budak modern, kerjanya agak disiksa, melebihi jam kerja," ujarnya.

Disinggung apakah ada permintaan tebusan dari kelompok penyandra? Karding mengiyakan. "Iya, pasti di semua penyandraan pasti ada tebusan, itu yang enggak bisa kita sebutkan ke publik ya, tolong dipahami," ucap Karding.

Diketahui, Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding bersama Kementerian Luar Negeri berjanji membebaskan Rabiin dan rekannya pekan depan. Mantan anggota DPRD Indramayu itu membuat video viral yang menyatakan disekap dan disiksa di Myanmar.

"Saya bilang ya, itu tadi kita usahakan seminggu ini sudah 'clear'. Mudah-mudahan bisa pulang, tapi kalau misalnya, nanti kita tidak punya kemampuan untuk itu, semua kita akan sampaikan lagi itu," ujarnya, Sabtu (18/1/2025).

Karding membeberkan berdasarkan pengakuan rekan Rabiin yang tiba hari ini ke Tanah Air, mereka ini masuk ke Myanmar lewat jaringan Facebook. Dimana dijanjikan salah satu diantara mereka menjadi manager gudang.

"Ternyata setelah sampai di Myanmar, perbatasan dengan Thailand langsung digelandang diborgol. Mereka sudah dua tahun, disiksa dan disekap," kata Karding.(*)
Posting Komentar