Ada Kenaikan Signifikan Rupiah Naik 35 Poin terhadap Dolar AS
0 menit baca
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berlanjut hingga penutupan perdagangan Selasa (4/3/2025).
Menurut Bloomberg, rupiah naik 0,21 persen atau 35 poin menjadi Rp16.445 per dolar AS.
 |
| Foto ilustrasi uang rupiah dan dolar Amerika |
Rupiah menguat karena merosotnya dolar yang dipengaruhi berbagai perkembangan di AS. Khususnya kebijakan tarif perdagangan ala Presiden AS, Donald Trump, yang menyedot perhatian pasar.
"Trump mengonfirmasi tarif impor 25 persen untuk Meksiko dan Kanada sudah berlaku," kata analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi. Presiden AS itu juga telah memerintahkan berlakunya kenaikan tarif impor barang-barang Tiongkok dari 10 persen menjadi 20 persen.
Tiongkok dan Kanada sudah menyatakan akan membalas tindakan AS tersebut. Ini semakin meningkatkan kekhawatiran terhadap situasi ketidakpastian, potensi terganggunya rantai pasok, dan pelemahan permintaan ekspor.
Menurut Ibrahim, kondisi tersebut akan mengganggu pertumbuhan ekonomi global. "Kepercayaan investor, terutama di di pasar Asia, juga akan jatuh," ucapnya.
Dari dalam negeri, Ibrahim mencermati ketahanan konsumsi domestik di tengah tekanan global yang masih berlanjut. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level ekspansi 127,2 pada Januari 2025.
Sedangkan Indeks Penjualan Ritel (IPR) tumbuh positif 4 persen. "Ini menjadi sinyal kuat bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga dan menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Ini tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat. Misalnya diskon tarif listrik 50 persen selama dua bulan yang mendorong deflasi pada Februari 2025.
Pemerintah juga melakukan operasi pasar, gerakan pasar murah, dan pengawasan distribusi pangan terkait Ramadan dan Idulfitri. "Langkah strategis ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga kebutuhan agar tetap terjangkau," kata Ibrahim.
Program bantuan lain yang digulirkan untuk menyambut Idulfitri 2025 adalah diskon tarif tol dan penerbangan domestik. Tujuannya jelas untuk meringankan beban biaya masyarakat yang akan menjalani mudik Lebaran.(*)
