Oknum Pelajar Cirebon Terluka Dalam Tawuran di Kuningan
Kuningan: Ketegangan melanda kawasan Jalan Eyang Hasan Maulani, Kabupaten Kuningan, pada Senin (12/5/2025) malam, usai pecahnya aksi tawuran antar kelompok remaja. Peristiwa yang terjadi tak lama setelah waktu Magrib itu terekam kamera warga dan langsung menyebar di berbagai platform media sosial.
Dalam video berdurasi 25 detik yang menjadi viral, terlihat jelas dua kelompok remaja saling berkejaran sambil membawa senjata tajam. Salah satu senjata yang digunakan diduga adalah celurit. Aksi ini membuat suasana jalan mendadak mencekam. Sejumlah pengendara memilih menepi demi menghindari risiko terkena imbas dari kekacauan tersebut.
Pihak kepolisian pun langsung turun tangan. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kuningan, AKP Nova Bhayangkara, membenarkan insiden tersebut dan menyatakan bahwa para remaja pelaku belum diketahui berasal dari sekolah atau kelompok mana, namun kuat dugaan mereka merupakan warga luar daerah.
“Mereka bukan warga Kuningan. Informasi sementara menyebutkan mereka datang dari wilayah Cirebon. Saat ini, penyelidikan masih terus dilakukan,” ujar AKP Nova, Rabu (14/5/2025).
Bentrok ini menyebabkan satu korban luka. Seorang pelajar dari salah satu SMA di Cirebon mengalami luka di bagian kepala yang diduga akibat sabetan senjata tajam. Korban sempat mendapat penanganan medis di sebuah klinik di Cigandamekar sebelum dipulangkan.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa proses identifikasi dan pendalaman peran para pelajar masih berlangsung. Mengingat sebagian besar pelaku masih berstatus pelajar dan tergolong di bawah umur, penanganan kasus akan melibatkan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
Pihaknya menegaskan pentingnya peran orang tua dan pihak sekolah dalam mencegah keterlibatan remaja dalam aksi kekerasan semacam ini.
“Kami minta semua pihak, terutama keluarga dan sekolah, untuk lebih ketat dalam melakukan pengawasan. Ini bukan hanya soal hukum, tapi soal keselamatan anak-anak kita,” ujarnya.
Sebagai upaya lanjutan, patroli di titik-titik rawan akan ditingkatkan. Selain itu, pendekatan edukatif melalui tokoh masyarakat dan perangkat desa juga akan digencarkan untuk mencegah konflik serupa terjadi di masa mendatang.(*)

