Indonesia Open 2025: Dejan/Fadia Telan Pil Pahit ke-4 dari Thailand
Jakarta : Ganda campuran Indonesia Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva Ramadhanti kembali harus menelan pil pahit atas pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran dalam turnamen Indonesia Open 2025.
Berlaga di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu, 4 Juni 2025, Dejan/Fadia harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor akhir 18-21, 13-21.
Pasalnya, ini menjadi kekalahan keempat berturut-turut bagi Dejan/Fadia. Dalam tujuh turnamen yang sudah diikuti sepanjang tahun ini, empat diantaranya berjumpa dengan Dechapol/Supissara di babak pertama.
Sebelum di rumah sendiri, Dejan/Fadia juga kalah saat bersua di Swiss Open 2025 (9-21, 7-21), Thailand Masters (21-19, 17-21, 13-21), dan Thailand Open 2025 (21-23, 13-21). Semuanya berakhir dengan kekalahan.
"Sudah empat pertandingan kalahnya selalu dengan mereka dengan Thailand terus, kita belum pernah ketemu yang lain atau gimana jadi kemarin di Malaysia kita kalah sama Tiongkok terus sekarang ketemunya sama mereka lagi-lagi, jadi sekarang evaluasinya tentang pola permainan saja sih jadi belum sempat rasain lawan yang lain," kata Fadia kepada wartawan termasuk tvrinews.com sesuai pertandingan, Rabu, 4 Juni 2025.
"Dari tujuh pertandingan (BWF World Tour Series), empat (kali) ketemu mereka, jadi tujuh (laga), tiga lawan yang lain kalah (bukan Thailand)," ujar Dejan menambahkan.
Sementara untuk pertandingan hari ini, Dejan/Fadia menilai keunggulan dari pasangan unggulan Thailand ini adalah cepatnya perubahan permainan ditambah konsistensi dalam menerapkan pola permainan yang diinginkan.
"Kalau dari aku banyak yang harus dievaluasi terutama dari pola-pola di depan juga, terus kita sudah empat kali pertemuan lawan mereka, jadi sebenarnya pola sudah tahu cuman mereka lebih siap kalo dari aku sih terlalu banyak melakukan kesalahan sendiri," ucap Fadia.
"Mereka konsisten dari awal sampe akhir itu konsisten terus polanya juga ngga gampang ditebak jadi saat kita tebak mereka seperti ini, mereka bisa tiba-tiba berubah, tiba-tiba berubah, itu yang jadi nilai plus mereka dan Dechapol-nya juga covernya cukup baik, dia nutup di belakangnya cukup bagus, jadi itu yang menjadi kelebihan mereka," tutur Dejan menjelaskan.
Keduanya pun mengaku sebenarnya sudah hafal dengan pola pemainan yang akan diterapkan oleh lawannya. Apalagi, sudah empat kali dalam kurun waktu enam bulan saling berhadapan satu sama lain. Namun, Fadia menilai masih ada kekurangan bersama Dejan yang masih harus dilatih.
"Sebenarnya kita adaptasi cuman di finishing-nya banyak ngelakuin kesalahan sendiri jadi di poin-poin di set pertama, poin-poin tua (akhir), ibaratnya banyak melakukan kesalahan sendiri," ujar Fadia.