Kabar Gembira, Rute Transjabodetabek P11 Bogor-Blok M Resmi Diluncurkan
Jakarta : Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara resmi meluncurkan rute baru Transjabodetabek P11 yang menghubungkan Kota Bogor dengan Blok M, Jakarta Selatan, pada Kamis, 5 Juni 2025.
Peluncuran rute ini menjadi kabar gembira bagi para komuter yang selama ini mengandalkan transportasi umum untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Acara peresmian digelar di Terminal Blok M dan turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kementerian Perhubungan, serta perwakilan Pemerintah Kota Bogor. Rute baru ini akan beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 22.00 WIB.
Gubernur Pramono menjelaskan bahwa rute ini melewati 20 titik pemberhentian, dengan rincian 11 halte di wilayah Bogor dan 9 halte di Jakarta. Waktu tempuh perjalanan diperkirakan berkisar antara 90 hingga 110 menit.
Menurutnya, layanan ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah di Jabodetabek serta mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
“Rute TransJabodetabek dari Bogor ke Blok M ini betul-betul ditunggu, baik oleh warga Bogor maupun Jakarta,” ujar Pramono kepada awak media, Kamis, 5 Juni 2025.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menambahkan bahwa tarif layanan ini sangat terjangkau, yakni hanya sekitar Rp2.000 hingga Rp3.000 per perjalanan, sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
"Untuk haltenya dari terminal Blok M otomatis akan masuk ke Jalan Sisingamangaraja, kemudian masuk Jalan Sudirman, belok kanan ke Jalan Gatot Subroto itu seluruhnya akan masuk di koridor TransJakarta sampai dengan MT Haryono, kemudian Cawang, dari Cawang baru masuk tol," kata Syafrin.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, yang turut hadir dalam peluncuran tersebut, menyambut positif kehadiran Transjabodetabek P11. Ia menyatakan bahwa layanan ini merupakan solusi nyata bagi kebutuhan transportasi massal langsung antara Bogor dan Jakarta.
Dedie menekankan bahwa segmen utama pengguna bukanlah penumpang KRL atau bus antarkota, melainkan masyarakat yang selama ini masih mengandalkan kendaraan pribadi.
Dengan tarif yang ekonomis, waktu tempuh yang kompetitif, serta rute strategis melalui jalan tol, moda ini diyakini akan menjadi alternatif menarik dan mendorong peralihan ke transportasi umum.