Oleh-oleh Haji: Tradisi Penutup yang Sarat Makna dan Rezeki
Mekkah: Usai menunaikan ibadah, para jemaah memborong cendera mata penuh nilai spiritual di pasar-pasar Makkah dan Madinah.
Usai menyelesaikan rangkaian ibadah Haji yang penuh makna, jutaan jemaah dari seluruh dunia kini menjalani ritual penutup yang tak kalah penting: berburu oleh-oleh. Tradisi ini bukan sekadar belanja, melainkan bentuk syukur dan sarana mempererat hubungan dengan keluarga di tanah air.
Di tengah hiruk pikuk pasar tradisional dan modern yang mengelilingi Masjidil Haram hingga kawasan Madinah, jemaah Haji tampak antusias memilih cendera mata bernuansa spiritual. Dari air Zamzam, tasbih, mushaf Al-Qur’an, hingga parfum khas Timur Tengah seperti misik dan oud, semua menjadi incaran utama. Kurma ajwa, yang diyakini memiliki keistimewaan sejak zaman Nabi, juga tak pernah absen dari daftar belanja.
“Ini bukan sekadar hadiah. Ini oleh-oleh dari tanah suci yang membawa berkah,” ujar seorang jemaah asal Indonesia.
Lonjakan aktivitas ekonomi pun terasa signifikan. Pasar-pasar seperti Aziziyah, Hijaz, dan bazar di sekitar Masjid Nabawi berubah menjadi lautan manusia. Para pedagang menyambut momentum ini dengan stok melimpah, harga grosir, dan diskon khusus bagi jemaah.
Menurut laporan Saudi Press Agency (SPA), tradisi membeli oleh-oleh ini bukan hanya menandai akhir perjalanan spiritual, tetapi juga simbol keberhasilan menunaikan rukun Islam kelima.
Dalam suasana penuh haru dan bahagia, para jemaah pun bersiap pulang, membawa berkah spiritual dan juga oleh-oleh istimewa bagi yang menanti di rumah (*)