Rupiah Ditutup di Tengah Kewaspadaan Terhadap Tarif
Karawang: Nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Kamis (10/7/2025).
Menurut Bloomberg, rupiah naik 0,21 persen atau 33 poin menjadi Rp16.224 per dolar AS.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan perkembangan kebijakan tarif Pemerintah AS masih menentukan arah pasar. Presiden Donald Trump sebelumnya mengunggah surat untuk 14 pemimpin pemerintahan terkait tarif yang dikenakannya kepada negara-negara bersangkutan.
"Salah satunya Brasil yang dikenakan tarif hingga 50 persen dari sebelumnya sebesar 10 persen," ujarnya. Trump juga mengumumkan tarif impor tembaga sebesar 50 persen yang disebutnya untuk mendorong industri dalam negeri.
Sementara itu, risalah rapat The Fed per Juni 2025 menunjukkan sebagian besar pejabatnya memperkirakan terjadinya pemangkasan suku bunga. Menurut mereka, itu bisa terjadi pada akhir tahun seiring meredanya inflasi serta potensi pelemahan ekonomi dan pasar tenaga kerja.
"Namun, beberapa pejabat The Fed lainnya beranggapan belum perlunya perubahan kebijakan suku bunga di tahun ini," ujarnya. Ibrahim mengatakan para pembuat kebijakan umumnya memandang inflasi terkait tarif cenderung terbatas dan ekspektasi tetap terjaga dengan baik.
Menurut dia, saat ini pelaku pasar tetap bersikap waspada terhadap potensi eskalasi ketegangan perdagangan. Meskipun ancaman tarif berdampak terbatas pada pasar yang lebih luas.
Di dalam negeri, pasar merespons positif upaya pemerintah melanjutkan negosiasi tarif dengan AS. Pada saat bersamaan, pemerintah menyusun skema untuk meredam dampak tarif, termasuk opsi deregulasi.
Ibrahim mengatakan pemerintah berharap negosiasi lanjutan bisa menghasilkan kesepakatan yang saling menguntungkan. "Tentunya tanpa harus mengorbankan posisi strategis Indonesia dalam kemitraan BRICS dan hubungan dagang bilateral dengan AS," ujarnya.(*)

