Cermati, Makna Peringatan Maulid Nabi 12 Rabiul Awal
Karawang: Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan penting bagi umat Islam di seluruh dunia. Peringatan ini jatuh setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah.
Tradisi peringatan Maulid Nabi di Indonesia dilakukan dengan pengajian, pembacaan shalawat, doa bersama, hingga kirab. Peringatan bernilai ibadah sekaligus mempererat tali silaturahmi umat.
Berikut adalah jadwal serta Makna Maulid Nabi dilansir dari beberapa sumber:
Jadwal Maulid Nabi 2025
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, Maulid Nabi 1447 H jatuh pada Jumat, (5/9/2025). Pemerintah menetapkan tanggal tersebut sebagai libur nasional.
Meski ditetapkan sebagai libur nasional, tidak ada cuti bersama setelahnya. Maulid Nabi 2025 menjadi satu-satunya hari libur nasional bulan September.
Libur panjang akhir pekan tercipta karena peringatan bertepatan dengan Jumat. Masyarakat dapat menikmati waktu bersama keluarga hingga Minggu, (7/9/2025).
Makna Maulid Nabi
Maulid Nabi bermakna rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW. Kelahiran Nabi Muhammad terjadi pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah.
Hadis Riwayat Muslim menegaskan Nabi Muhammad berpuasa Senin karena hari itu adalah hari kelahiran. Peringatan ini menjadi momentum meneladani perjuangan dan akhlak Rasulullah.
"Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan," bunyi Hadis Riwayat Muslim (HR Muslim), dikutip dari buku Sejarah Hidup Nabi Muhammad karya Abdul Somad.
Syukur atas kelahiran Rasulullah diwujudkan melalui ibadah seperti puasa, sedekah, membaca Al-Qur’an, hingga shalat sunnah. Ulama menekankan perayaan ini sebagai wujud cinta kepada Nabi.
Cendekiawan Quraish Shihab menjelaskan Maulid Nabi menguatkan rasa cinta dan pengenalan terhadap Nabi Muhammad. Perayaan dianjurkan dilakukan dengan cara positif dan penuh makna.
"Jadi apa makna itu? Memang Allah memerintahkan 'Qul wabifadlillahi wabirahmati fabidzalika falyafrahu wa khairum mimma yajma'un'. Berkat rahmat Allah, berkat anugerah Allah hendaklah mereka bergembira, itu lebih baik, ini yang dijadikan ulama untuk merayakan Maulid (Nabi)," ucap Quraish Shihab dilansir NU Online.
Ayat Al-Qur’an Surat Yunus ayat 58 juga dikutip ulama sebagai dasar. Ayat itu memerintahkan bergembira atas rahmat Allah, termasuk kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan,” QS. Yunus:58.(*)

