Jelang Muktamar PPP, Awiek Bisa Jadi Caketum 'Alternatif'
Jakarta: Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menggelar Muktamar ke-X pada 27–29 September 2025 di Jakarta. Salah satu agenda utama forum tertinggi partai itu adalah pemilihan ketua umum PPP periode 2025-2030. (18/9/25)
Sejumlah nama yang mencuat sebagai kandidat adalah kader internal dan kader eksternal. Yaitu, petahana Plt Ketum PPP Muhamad Mardiono dari internal dan mantan menteri perdagangan Agus Suparmanto dari eksternal.
Namun, keduanya dianggap sebagai generasi tua yang dinilai sulit membawa perubahan yang fudamental di tubuh Partai Ka'bah. Hal ini disampaikan Direktur Eksekutif Indomatrik, Husin Yazid saat menyampaikan pandangannya menjelang pelaksanaan Muktamar ke-X PPP yang akan digelar di Ancol Jakarta.
Ia mengatakan, pada Muktamar kali ini Partai Ka'bah tengah berada di titik persimpangan. Menurutnya, hasil Muktamar akan menentukan upaya penyelamatan PPP sebagai parpol Islam tertua di Indonesia.
"Saya kira, PPP membutuhkan sosok figur muda yang berkarakteristik pembaharu. Karena, ke depan harus mampu mengembalikan partai ke Parlemen di Senayan," kata Husin Yazid kepada wartawan, Jakarta, Rabu (17/9/2025).
Ia melihat, sosok pembaharu tersebut ada pada figur Achmad Baidowi, atau yang akrab disapa Awiek. Karena, menurutnya, Awiek relatif bisa berkomunikasi dengan semua kalangan di internal partai, baik di tingkat DPP, DPW hingga DPC se-Indonesia.
"Awiek ini unik, dia masih muda, tetapi sudah menjadi pengurus selama tiga periode di DPP PPP, Awiek juga pernah di DPR dua periode. Jadi, meskipun usianya tergolong muda, tetapi dia ini sudah cukup tua pengalamannya di DPR sebagai mitra pemerintah," ucap Husin Yazid.
Selain itu, ia menilai politisi PPP asal Jawa Timur itu juga terbukti mendapatkan suara dukungan terbanyak pada Pemilu 2024 lalu. Di mana Awiek tercatat sebagai caleg DPR RI yang mendapatkan suara terbanyak kedua nasional, yakni 359.189 suara.
"Sosok Awiek yang luwes dalam berkomunikasi juga relatif disukai semua kalangan, termasuk dengan pemerintahan saat ini. Dia juga punya kemampuan yang bisa menyatukan semua faksi di PPP," ujarnya.
Karena itu, ia memandang para Muktamirin besok sudah selayaknya berani menentukan sikapnya dalam memilih nahkoda baru di PPP. Sebab, menurutnya, ini adalah momentum penentuan arah partai apakah PPP akan bangkit atau malah akan tenggelam lebih dalam lagi.
"Proses regenerasi atau suksesi kepemimpinan di partai merupakan hal yang alamiah dan sering terjadi dengan berbagai dinamika, konflik dan turbulensi. Meski demikian, proses suksesi dan regenerasi PPP harus mampu mengonsolidasikan partai, bukan malah menghancurkan, apalagi menyisakan konflik berkepanjangan," katanya.
Ia menekankan, bahwa kehadiran kepemimpinan baru yang mampu mempersatukan berbagai elemen dalam tubuh PPP menjadi suatu keniscayaan. Untuk itulah, para pemilik suara PPP harus menyadari tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya menyelamatkan PPP," ujar Husin Yazid.
"Harus ada kesadaran bersama bahwa partai saat ini dalam kondisi terpuruk. Sehingga harus ada perubahan di pucuk kepemimpinan DPP," katanya.
"Ini adalah waktunya untuk melakukan pembaharuan secara fundamental dan menyeluruh," ucap Husin Yazid. Karenanya, semua kader PPP harus secara sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan partai, bukan kepentingan atau ego pribadi sesaat.
Selanjutnya, kata Husin, ke depan harus ada kesadaran kolektif untuk membangun kepemimpinan kolektif dan visioner. "Kemudian yang terpenting menata ulang manajemen partai, serta menggariskan visi jangka panjang secara bersama-sama untuk kebesaran partai," ujarnya.(*)

