Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan rasa syukur atas tingginya antusiasme masyarakat serta dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, sponsor, hingga pelaku usaha lokal.
“Alhamdulillah, wisatawan yang datang ribuan. Acara Asia Africa Festival ini merupakan event tahunan yang selalu dinanti. Tahun ini, kami mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif senilai sekitar Rp150 juta dalam bentuk barang, dan dari Pemerintah Kota Bandung sekitar Rp300 juta,” ujar Erwin, Senin (20/10/2025).
Menurut Erwin, keberhasilan penyelenggaraan AAF 2025 tidak lepas dari kolaborasi lintas instansi serta partisipasi sponsor yang turut mendukung kelancaran kegiatan. Festival ini juga dihadiri oleh hampir seluruh kepala daerah di Jawa Barat serta 16 delegasi dari berbagai negara, yang ikut memeriahkan suasana dengan menampilkan ragam budaya mereka.
“Sebenarnya delegasi luar negeri yang diundang ada 26, namun 16 di antaranya yang hadir langsung. Kita tampilkan beragam budaya dari Jawa Barat, dari seluruh Indonesia, dan juga dari luar negeri. Ini adalah bentuk kolaborasi dan sinergi antara kota, kabupaten, serta antarnegara,” katanya.
Tak hanya parade budaya, festival ini juga menjadi wadah promosi bagi pelaku UMKM dan kuliner khas Bandung. Sepanjang jalur Asia Afrika hingga Alun-Alun, pengunjung disuguhkan aneka makanan tradisional dan produk kreatif lokal yang menambah semarak suasana.
Erwin menyebutkan, dampak positif acara ini juga terlihat dari sektor pariwisata dan ekonomi lokal. Berdasarkan laporan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, tingkat okupansi hotel selama festival mencapai 100 persen, menandakan tingginya minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk menikmati atmosfer budaya di Kota Kembang.
“Hotel-hotel penuh semua, kuliner ramai, dan masyarakat begitu antusias. Banyak yang datang untuk menonton pawai sambil menikmati jajanan khas Bandung. Ini membuktikan bahwa event seperti ini mampu menggerakkan ekonomi lokal,” katanya.
Selain menjadi ajang promosi budaya, AAF 2025 juga menjadi penutup rangkaian Hari Jadi Kota Bandung (HJKB) tahun ini. Meski sempat tertunda, festival tersebut dianggap sebagai puncak perayaan yang menegaskan semangat kebersamaan warga Bandung dalam menjaga warisan sejarah Konferensi Asia-Afrika.
“Ini sebenarnya ujung dari HJKB 2025. Walaupun posisinya sempat mundur, tapi Asia Africa Festival ini menjadi puncaknya. Warga sangat antusias dan puas dengan penyelenggaraannya,” tandasnya.(*)

