Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, menyebut sebagian besar wilayah Jabar telah memasuki musim hujan, sementara sebagian kecil wilayah utara masih berada dalam masa peralihan.
“Potensi hujan ringan hingga lebat bisa terjadi siang, sore, hingga malam hari. Dampaknya berisiko menimbulkan banjir dan tanah longsor,” ujar Teguh dalam keterangan resmi, Selasa (28/10/2025).
BMKG juga mengingatkan masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar segera berlindung di tempat aman saat cuaca buruk terjadi. Wilayah Bandung Raya termasuk dalam area yang berpotensi mengalami hujan intensitas tinggi, dengan suhu udara berkisar antara 17–35°C.
Berdasarkan data infografis kejadian bencana periode 1 Januari–27 Oktober 2025, tercatat 1.204 kejadian bencana di Jawa Barat. Rinciannya meliputi cuaca ekstrem (624 kejadian), tanah longsor (343), banjir (215), kebakaran lahan (12), kekeringan (6), dan gempa bumi (5 kejadian).
Mengantisipasi ancaman hidrometeorologi, BPBD Jawa Barat telah menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan bersama BPBD kabupaten/kota se-Jabar pada September lalu.
“Kami sudah lakukan rakor kesiapsiagaan untuk memastikan kesiapan personel, peralatan, dan logistik,” jelas Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat.
Sebagai langkah lanjutan, Pemprov Jabar menetapkan Status Siaga Darurat Bencana melalui Keputusan Gubernur Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025. Status ini mencakup potensi banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang tinggi, abrasi, dan tanah longsor untuk periode 2025–2026.
Hadi mengimbau masyarakat agar aktif memantau kondisi cuaca dan melakukan evakuasi mandiri ke titik kumpul aman bila situasi sudah mengancam.
“Koordinasi dengan aparat kewilayahan sangat penting untuk memastikan terpenuhinya layanan darurat,” pungkasnya.(*)

