Rusaknya akses jalan dan putusnya jembatan penghubung akibat banjir beberapa waktu lalu membuat distribusi bantuan tidak bisa dilakukan menggunakan kendaraan roda empat.
Kepala Wilayah Aik Beta, Ahmad Maisir, menjelaskan kondisi medan yang sulit membuat petugas harus mencari cara alternatif untuk memastikan paket makanan bergizi tetap sampai ke penerima manfaat.
“Kendaraan roda empat tidak bisa masuk ke sejumlah titik distribusi. Kami terpaksa menggunakan sepeda motor agar bantuan tetap bisa kami salurkan,” ujar Ahmad Maisir, Kamis, 27 November.
Meskipun akses terbatas, penyaluran bantuan MBG tetap dilakukan setiap hari Senin dan Rabu. Program ini dinilai sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita, terutama di tengah keterbatasan pascabencana.
“Makanan bergizi gratis ini sangat penting untuk menjaga kesehatan anak-anak. Jadi kami tetap menyalurkannya dengan prosedur darurat,” jelas Ahmad Maisir.
Untuk menembus lokasi sasaran, pemerintah dusun bersama kader posyandu bahkan memasang tali pengaman di atas aliran sungai sebagai jalur darurat sejak jembatan utama ambruk. Langkah ini ditempuh agar bantuan tetap menjangkau 40 penerima manfaat yang terdiri dari bayi, balita, dan ibu hamil. Kondisi darurat ini telah berlangsung selama satu pekan terakhir.
“Kami berharap pemerintah daerah dapat segera memperbaiki jembatan penghubung agar akses menuju permukiman kembali normal, supaya penyaluran bantuan dapat berjalan lebih aman,” tutup Ahmad Maisir.(*)


