Meskipun peristiwa ini menimbulkan kepanikan dan kerugian materiil, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Tiga wilayah yang terdampak signifikan meliputi Kampung Cibojong, Pasar Kaler, dan Kampung Barukai. Banjir bandang dipicu oleh meluapnya saluran air akibat volume air hujan yang ekstrem, menyebabkan arus deras memasuki permukiman warga.
Menurut laporan di lapangan, banyak perabotan rumah tangga milik warga rusak parah setelah terendam air. Saksi mata menggambarkan situasi panik saat air bah tiba-tiba memasuki rumah mereka.
Kepolisian Resor (Polres) Garut mengonfirmasi dampak bencana ini dan segera menerjunkan tim gabungan untuk penanganan. Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Garut, Ipda Adi Susilo, menyatakan bahwa prioritas utama adalah bantuan pascabencana.
“Banjir bandang menerjang tiga kampung. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Saat ini, aparat gabungan telah diterjunkan ke lokasi untuk membantu warga membersihkan sisa material banjir,” kata Ipda Adi Susilo, seperti dikutip dari keterangan resmi yang disampaikan Kamis (21/11/2025).
Tim gabungan terdiri dari unsur kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan relawan, yang difokuskan pada pembersihan lumpur dan puing-puing, serta memastikan akses jalan kembali normal.
Mengingat wilayah Garut, khususnya kawasan dataran tinggi, masih rentan terhadap bencana hidrometeorologi, pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Ipda Adi Susilo secara khusus meminta warga mengantisipasi potensi bencana susulan.
“Pihaknya mengimbau kepada warga agar mengantisipasi potensi bencana susulan, mengingat intensitas hujan di wilayah Garut masih tinggi,” tambahnya, menekankan pentingnya kesiapsiagaan komunitas menghadapi perubahan cuaca ekstrem.
Pemerintah daerah setempat kini sedang mengumpulkan data akurat mengenai total kerugian materiil dan merencanakan langkah-langkah mitigasi jangka pendek untuk membantu keluarga-keluarga yang terdampak.(*)

