Scroll untuk melanjutkan membaca

Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata

Gaza: Dapur umum di Gaza masih menghadapi kekurangan bahan pokok meski gencatan senjata sudah berlangsung selama beberapa minggu. Anera, organisasi kemanusiaan Amerika, membuka dapur komunitas ini setelah gencatan senjata dimulai enam minggu lalu.

Warga di Palestina sedang berebut makanan (Foto: X - Philippe Lazzarini)
Warga di Palestina sedang berebut makanan (Foto: X - Philippe Lazzarini)

Melansir dari BBC News, Selasa (25/11/2025), Anera juga mengoperasikan dapur serupa di al-Mawasi, Gaza selatan. Dua bulan setelah blokade ketat Israel, stok makanan sempat menipis.

Namun, kini lebih banyak bahan makanan diperbolehkan masuk sehingga situasi sedikit membaik. Setiap hari, Anera menyediakan makanan panas bagi lebih dari 20.000 orang dengan memasak hingga 120 panci untuk kamp-kamp pengungsi.

Jumlah keluarga yang dilayani meningkat drastis dari sebelumnya 900 menjadi lebih dari 4.000 keluarga. Meski begitu, akses makanan tetap menjadi masalah besar sejak perang dimulai pada Oktober 2023.

Pembatasan ketat Israel memperburuk krisis kemanusiaan dan memicu kelaparan yang pertama kali dikonfirmasi di Kota Gaza. PBB terus mendesak agar lebih banyak bantuan bisa masuk ke wilayah tersebut.

Anera hanya mampu memasak tiga jenis makanan dalam seminggu dan berusaha menambah sayuran agar nilai gizinya lebih baik. Daging dan ayam tidak diizinkan masuk sebagai bantuan kemanusiaan.

Satu-satunya hidangan daging yang pernah disajikan berasal dari makanan kaleng. Selain kekurangan bahan, dapur juga kekurangan peralatan masak, kemasan, dan tabung gas.

Dengan sedikit bahan bakar yang kini masuk, truk kecil dapat mengantarkan makanan ke kamp-kamp pengungsi. Dalam seminggu terakhir, jaringan dapur bantuan di seluruh Gaza mendistribusikan hingga 1,4 juta porsi makanan per hari.

Banyak keluarga yang terdaftar merupakan warga yang kehilangan rumah dan tidak memiliki uang. Mereka kini bergantung sepenuhnya pada dapur komunitas seperti Anera.

Sebagian besar keluarga di Gaza hanya makan sekali sehari karena keterbatasan bahan dan minimnya uang tunai. Kondisi cuaca dingin dan basah juga semakin memperburuk keadaan di kamp.

Di tengah ketidakpastian politik setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui rencana Trump untuk Gaza, warga berharap gencatan senjata dapat bertahan. Mereka hanya menginginkan tempat yang aman untuk hidup dan kemampuan menyediakan makanan hangat untuk anak-anak mereka.(*)
Baca Juga

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata
  • Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata
  • Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata
  • Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata
  • Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata
  • Dapur Umum Gaza Tetap Krisis Meski Gencatan Senjata
Posting Komentar
Tutup Iklan