Scroll untuk melanjutkan membaca

Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar

Karawang: Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Indonesia sepanjang Januari hingga September 2025 mencapai US$ 209,8 miliar, naik 8,14 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Impor pada periode yang sama tercatat US$ 176,3 miliar, tumbuh 2,62 persen secara tahunan.
Foto ilustrasi

Kenaikan ekspor membuat neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 33,5 miliar, meningkat US$ 11,3 miliar dibandingkan tahun lalu. Surplus terbesar berasal dari Amerika Serikat (US$ 13,5 miliar), India (US$ 10,5 miliar), dan Filipina (US$ 6,5 miliar). Sementara itu, defisit terdalam tercatat dalam perdagangan dengan Tiongkok, yaitu sebesar US$ 14,3 miliar.

“Total nilai ekspor sepanjang Januari—September 2025 mengalami peningkatan sebesar 8,14 persen disbanding periode yang sama tahun lalu. Andil utama peningkatan nilai ekspor disumbang oleh sektor industri pengolahan sebesar 12,58 persen,” sebut BPS, Senin, 3 November 2025.

Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan ekspor dengan nilai US$ 167,85 miliar, naik dari US$ 143,44 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat nilai ekspor US$ 5,19 miliar, meningkat dari US$ 3,87 miliar, sedangkan pertambangan dan sektor lainnya mencapai US$ 26,73 miliar.

Secara keseluruhan, ekspor nonmigas Indonesia tumbuh positif di hampir semua kawasan utama. Tujuan ekspor terbesar tetap Tiongkok (US$ 63,26 miliar), diikuti Amerika Serikat (US$ 46,47 miliar), India (US$ 23,03 miliar), dan negara-negara ASEAN (US$ 14,02 miliar).

BPS mencatat pada September 2025, harga komoditas logam mulia serta logam dan mineral mengalami kenaikan, didorong oleh peningkatan harga emas dunia. Sebaliknya, harga komoditas energi menurun akibat turunnya harga minyak mentah dan batu bara.

Indeks harga komoditas tercatat naik dari 193,55 poin pada September 2024 menjadi 276,11 poin pada September 2025, mencerminkan fluktuasi harga global yang cukup tinggi sepanjang tahun.

Pada September 2025, aktivitas manufaktur di negara mitra dagang utama masih menunjukkan pertumbuhan positif. India mencatat Purchasing Managers’ Index (PMI) 57,7, Amerika Serikat 52,0, dan Tiongkok 51,2, yang seluruhnya berada di zona ekspansif. Sementara Jepang mencatat 48,5, menunjukkan masih berada dalam zona kontraksi.(*)
Baca Juga

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar
  • Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar
  • Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar
  • Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar
  • Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar
  • Ekspor RI Naik 8,14 Persen, Neraca Dagang Surplus US$ 33,5 Miliar
Posting Komentar
Tutup Iklan