Scroll untuk melanjutkan membaca

Jamu Tradisional Indonesia Tampil di San Francisco Coffee Festival 2025

San Francisco: Jamu tradisional Indonesia yang dikemas dalam format modern tampil meramaikan San Francisco Coffee Festival 2025. Salah satu yang menarik perhatian adalah jamu kunyit asam berkarbonasi produksi Acaraki dengan label "Golden Sparkling".
Para pengunjung acara San Francisco Coffee Festival 2025 di Fort Mason Center Festival Pavillion, San Francisco, Amerika Serikat (Foto: KJRI San Francisco)

Kehadiran produk herbal Indonesia di festival kopi internasional tersebut difasilitasi Konsulat Jenderal RI (KJRI) San Francisco. Kunyit asam "Golden Sparkling" diposisikan sebagai penyegar indera pencicip (palate cleanser) pada sesi coffee tasting.

Minuman ini menampilkan rasa herbal yang segar khas kunyit asam dalam format sparkling yang ringan. Strategi yang menekankan fungsi penetralisir cita rasa ini berhasil menarik perhatian penikmat kopi untuk mencoba jamu.

Para pengunjung didorong untuk mencicipinya, lalu berpartisipasi dalam survei mengenai kesan mereka terhadap "Golden Sparkling". Tidak sedikit pengunjung yang kemudian kembali ke stan KJRI untuk menguji kepekaan indra perasanya.

Konsul Jenderal RI San Francisco, Yohpy Ichsan Wardana, mengatakan pihaknya memang khusus menawarkan jamu dalam format modern. “Ini bukan sekadar minuman tetapi bagian dari fungsi ritual sensorik,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).

Menurut Yohpy, KJRI bertujuan untuk menyegarkan kembali kejernihan cita rasa sebelum pengunjung mencoba sampel kopi di festival tersebut. “Kami membuktikan warisan Nusantara bisa hadir di ruang komunitas kopi sebagai minuman pendamping,” ucapnya.

Yohpy berharap jamu tidak hanya menjadi minuman kesehatan tetapi memiliki fungsi yang lebih. “Kami ingin jamu menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat modern,” katanya.

Selama berlangsungnya festival, KJRI melakukan uji rasa disertai survei singkat tentang pengalaman mencicipi kunyit asam berkarbonasi. Fokusnya terletak pada rasa, tingkat karbonasi dan kemanisan, serta efektivitas palate reset.

Ini merupakan kelanjutan upaya KJRI San Francisco untuk menggaungkan pengakuan UNESCO terhadap jamu sebagai warisan budaya non-benda Indonesia. “Warisan pengetahuan, rempah, dan praktik kearifan tradisional seperti jamu adalah aset diplomasi,” kata Yohpy.

Acaraki adalah perintis jamu modern berbasis riset yang menghadirkan resep tradisional Indonesia dalam format kontemporer. Tujuannya agar relevan untuk penikmat minuman kekinian dan ekosistem kafe.

Founder Acaraki, Jony Yuwono, mengatakan pihaknya berupaya untuk menyajikan jamu dari sudut pandang yang berbeda. “Kami memperkenalkan jamu sebagai minuman yang dapat menjadi gaya hidup kepada masyarakat luas,” ujarnya di laman Acaraki.(*)
Baca Juga

Berita YouTube

Berita Terbaru
  • Jamu Tradisional Indonesia Tampil  di San Francisco Coffee Festival 2025
  • Jamu Tradisional Indonesia Tampil  di San Francisco Coffee Festival 2025
  • Jamu Tradisional Indonesia Tampil  di San Francisco Coffee Festival 2025
  • Jamu Tradisional Indonesia Tampil  di San Francisco Coffee Festival 2025
  • Jamu Tradisional Indonesia Tampil  di San Francisco Coffee Festival 2025
  • Jamu Tradisional Indonesia Tampil  di San Francisco Coffee Festival 2025
Posting Komentar
Tutup Iklan