Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani mengatakan, Pemerintah Indonesia menargetkan menyiapkan sebanyak 500.000 tenaga kerja pada tahun 2026.
Tak hanya itu, ia juga menerangkan dari total target tersebut, 300.000 adalah lulusan SMK dan 200.000 berasal dari masyarakat umum.
Ia menyebut, hal ini merupakan bagian dari upaya perluasan kesempatan kerja sekaligus penguatan pendidikan vokasi nasional.
“Pemerintah membuka peluang seluas-luasnya bagi masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri. Pada 2026, kami menargetkan 300.000 lulusan SMK dan 200.000 masyarakat umum untuk dapat diberangkatkan,” kata Christina Aryani dalam keterangannya, Sabtu, 15 November 2025.
Christina menambahkan, Pemerintah akan memastikan proses penyiapan kompetensi calon pekerja berjalan optimal, melalui peningkatan pelatihan, kurikulum, serta pendampingan penempatan.
“Kualitas dan kompetensi mereka adalah prioritas kami. Kami ingin memastikan mereka siap bersaing dan terlindungi saat bekerja di negara tujuan,” tegas Christina.
Christina berharap, agar program ini juga diharapkan dapat memanfaatkan bonus demografi Indonesia sekaligus menjawab kebutuhan tenaga kerja global yang semakin terbuka.
Ia juga menekankan, pentingnya pendidikan dan pelatihan yang terfokus agar lulusan siap bekerja di luar negeri.
Sebelumnya, Pemerintah berkomitmen meningkatkan kesesuaian antara pendidikan vokasi dan kebutuhan pasar kerja.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyatakan bahwa pemerintah akan segera mengambil langkah konkret untuk menyelaraskan supply side, yakni pendidikan dan pelatihan vokasi, dengan demand side, yakni pasar kerja.
“Kami segera bertindak untuk meningkatkan kesesuaian antara supply side dengan demand side. Supply side-nya adalah pendidikan dan pelatihan vokasi, demand side-nya adalah pasar kerja,” kata Pratikno.
Dengan program ini, Pemerintah berharap dapat membuka peluang kerja yang lebih luas bagi masyarakat sekaligus memastikan kualitas tenaga kerja Indonesia tetap kompetitif di kancah internasional.(*)

