Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi menjelaskan, kasus chikungunya pada periode November 2025 cenderung menurun. Sementara lonjakan kasus sendiri terjadi di periode April-Mei-Juni
Pada bulan April misalnya tercatat 341 kasus yang kemudian melonjak pada bulan April menjadi 544 kasus. Sedangkan pada bulan Juni tercatat ada 1.037 kasus.
"Pada bulan Juli turun menjadi 628 kasus. Hingga saat ini kasus chikungunya terus menurun menjadi 26 kasus pada November ini," kata Vini dalam keterangan persnya, Sabtu (29/11/2025).
Ia juga menyebut lonjakan kasus chikungunya ini sejalan dengan pola musim penghujan di Indonesia, yang mendukung percepatan perkembangbiakan nyamuk vektor chikungunya seperti Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
"Saat musim hujan, banyak rumah warga terutama di area padat atau dengan sanitasi dan drainase yang kurang baik. Sehingga, memungkinkan air menggenang yang menjadi tempat ideal bagi jentik nyamuk sehingga meningkatkan potensi penularan," ujarnya.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Bekasi mengimbau agar masyarakat melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Termasuk, rajin melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing.
"Kuncinya adalah menjalani hidup bersih dan sehat. Jangan abaikan pula pemberantasan sarang nyamuk terutama di tempat kita tinggal," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Vevi Herawati.(*)

