Melansir dari NBC News, Kamis (27/11/2025), polisi Hong Kong telah menahan tiga orang terkait insiden ini. Sebagian besar korban, yakni 51 orang, meninggal di lokasi kejadian, sementara empat lainnya tewas setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Kebakaran juga menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal dan ratusan lainnya sempat dilaporkan hilang sebelum jumlah korban diperbarui. Sekitar 900 warga kini tinggal di delapan tempat penampungan sementara.
Api berkobar dengan cepat meningkat menjadi alarm tingkat lima, level tertinggi dalam sistem peringatan kebakaran Hong Kong. Meski penyebab kebakaran belum ditentukan, penyelidik tengah memfokuskan perhatian pada perancah bambu dan jaring hijau.
Material-material tersebut menyelimuti gedung-gedung Wang Fuk Court yang sedang direnovasi. Para ahli menilai material tersebut memicu api melompat dari satu bangunan ke bangunan lainnya.
Hal tersebut mempercepat penyebaran hingga menjadi kobaran besar yang sulit dikendalikan bahkan setelah lebih dari 24 jam. Polisi juga menggeledah kantor Prestige Construction and Engineering Company, kontraktor resmi renovasi.
Sebelumnya, polisi menangkap dua direktur dan seorang konsultan teknik atas dugaan pembunuhan. Kepala Eksekutif Hong Kong John Lee mengatakan bahwa pemerintah sedang menyelidiki apakah bahan pelindung pada dinding luar gedung memenuhi standar tahan api.
Ia menambahkan bahwa pemeriksaan segera terhadap seluruh kawasan perumahan yang sedang menjalani renovasi akan dilakukan. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan keamanan perancah dan material konstruksi.
Sementara itu, Sekretaris Keamanan Chris Tang mengungkapkan adanya dua kondisi tidak biasa yang menjadi perhatian utama penyelidik. Kondisi tersebut merupakan penggunaan jaring pelindung dan kanvas kedap air yang mudah terbakar, serta jendela yang dipasangi papan styrofoam yang mempercepat penyebaran api.(*)

