“Para siswa mengalami gejala mual, muntah, dan pusing tak lama setelah makan siang di sekolah,” ujar, Kapolresta Cirebon, Kombes. Pol. Sumarni, S.I.K., S.H., M.H., dilansir dari laman Antaranews, Selasa (4/11/25).
Dalam kesempatannya, ia mengatakan pihaknya bersama Dinas Kesehatan (Dinkes), telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur penyedia makanan untuk sekolah tersebut.
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa Tim gabungan, memeriksa kondisi dapur secara menyeluruh serta mengambil sampel makanan untuk diuji di laboratorium.
Menurut dia, hasil pemeriksaan administrasi menunjukkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tersebut telah memenuhi syarat dan memiliki sertifikasi resmi sebagai penyalur MBG.
Dalam kesempatan itu, ia mengaku sempat mencicipi langsung menu soto ayam yang disajikan penyedia makanan program MBG tersebut.
“Kami sudah ambil sampel makanan. Secara administrasi untuk SPPG tersebut lengkap dan bersertifikat, tinggal menunggu hasil laboratorium,” jelasnya.
Selanjutnya, ia mengungkapkan, berdasarkan pendataan sementara, terdapat delapan sekolah yang menerima menu soto ayam serupa, namun hanya SDN 2 Setu Wetan yang melaporkan adanya gejala keracunan.
Polisi bersama petugas kesehatan kini menelusuri bahan makanan yang digunakan, seperti tauge, kol, dan ayam untuk memastikan sumber penyebab gangguan kesehatan para siswa.
Kombes. Pol. Sumarni, mengimbau seluruh pihak penyedia makanan MBG untuk memperketat pengawasan terhadap higienitas, serta menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dalam setiap tahap pengolahan.
“Kami minta semua pihak memperhatikan standar kebersihan dan menjalankan SOP dengan benar,” jelasnya.
Sebagai informasi, adapun saat ini, terdapat tujuh siswa masih menjalani perawatan di puskesmas, sementara 13 lainnya sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik.(*)

