Badai tersebut menewaskan sedikitnya 30 orang akibat banjir dan tanah longsor, dilansir dari The Sun Malaysia.
Pemerintah juga menetapkan status darurat selama tiga bulan di sejumlah wilayah untuk mempercepat penanganan bencana dan upaya pemulihan. Badai Melissa tidak hanya berdampak di Haiti, tetapi juga menerjang Jamaika, Kuba, dan Bahama.
Di Jamaika, badai menghantam dengan kekuatan penuh dan menewaskan sedikitnya 28 orang menurut laporan awal pemerintah. Kerusakan parah dilaporkan terjadi di wilayah pesisir, termasuk hancurnya rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum.
Pemerintah Jamaika kini memusatkan perhatian pada proses evakuasi dan bantuan kemanusiaan bagi warga terdampak. Sebagai bentuk solidaritas dan dukungan, Kementerian Kebudayaan Jamaika mengumumkan rencana konser amal untuk menggalang dana rekonstruksi pascabencana.
Konser amal tersebut akan digelar dengan tema “I Love Jamaica”. Konser pertama akan digelar pada 14 November di Kingston, disusul pertunjukan di London, New York, Toronto, dan Florida Selatan.
Badai Melissa menjadi salah satu badai paling mematikan di kawasan Karibia tahun ini. Upaya bantuan internasional mulai diarahkan ke wilayah terdampak, dengan sejumlah negara tetangga menawarkan dukungan logistik dan kemanusiaan.
Baik Haiti maupun Jamaika kini menghadapi proses pemulihan yang panjang. Kedua negara harus membangun kembali kehidupan masyarakat yang hancur akibat badai mematikan ini.(*)

