Karawang : TNI Angkatan Laut memperkuat operasi pencarian dan penyelamatan di kawasan-kawasan yang dilanda banjir bandang dan longsor di Sumatera Utara.
Sejumlah wilayah seperti Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, hingga daerah pemukiman di tepi sungai dan lereng perbukitan menjadi lokasi terdampak paling serius.
Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan rumah-rumah terendam, akses jalan terputus, dan beberapa desa terisolasi total. Ratusan warga kini berada di tempat pengungsian.
Untuk mempercepat penanganan, TNI AL mengerahkan Batalyon Infanteri 8 Marinir yang ditempatkan di sektor-sektor kritis, termasuk Desa Pelawi, Kecamatan Sei Lepan, serta Kampung Terowongan di Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat.
Kehadiran pasukan ini membantu pembukaan jalur yang sebelumnya tertutup lumpur dan material longsor, sekaligus mempermudah tim gabungan menjangkau titik-titik yang belum tersentuh evakuasi.
Di tengah kondisi medan yang berubah-ubah, prajurit turun menggunakan perahu karet menyusuri arus deras untuk mengangkut warga yang terjebak.
Beberapa korban ditemukan bertahan di lantai dua rumah, sebagian lain menunggu di atap bangunan dan pepohonan karena tidak dapat melintasi genangan yang semakin naik. Anak-anak, lansia, dan warga dengan kondisi kesehatan tertentu menjadi prioritas penyelamatan.
Komandan tim lapangan menyebutkan bahwa operasi dilakukan tanpa jeda mengingat cuaca masih berpotensi memburuk.
Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, menegaskan bahwa percepatan bantuan bagi warga terdampak merupakan perintah langsung kepada seluruh satuan.
“TNI AL harus hadir pada saat masyarakat berada dalam kondisi paling sulit. Penanganan di Sumatera Utara menjadi prioritas, dan seluruh unsur diperintahkan merespons tanpa penundaan,” tegas Kasal.
Ia menambahkan bahwa seluruh unsur Marinir, termasuk prajurit yang berada di garis depan operasi, akan terus memperluas jangkauan evakuasi.
“Selama cuaca masih fluktuatif, kewaspadaan harus tetap tinggi. Kami memastikan seluruh personel bekerja terkoordinasi dengan pemerintah daerah dan unsur SAR gabungan,” kata Laksamana Ali.
Hingga malam ini, operasi penyelamatan masih berjalan di beberapa titik yang dinilai berpotensi terjadi pergerakan tanah. Pos siaga dan jalur evakuasi sementara telah dibuka untuk memudahkan warga yang membutuhkan bantuan mendesak.
TNI AL memastikan seluruh dukungan, termasuk logistik dan peralatan tambahan, akan terus digerakkan selama kondisi darurat belum dinyatakan berakhir.(*)







