 |
| Pemandangan rombongan warga dari seluruh penjuru Serbia, untuk memperingati setahun tragedi Novi Sad (Foto: instagram/_lunja__) |
Aksi ini disebut-sebut sebagai pertemuan warga terbesar sepanjang sejarah Novi Sad. Runtuhnya kanopi stasiun ini telah memicu protes terbesar sejak mundurnya Slobodan Milošević sebagai Presiden Serbia.
Mahasiswa dan warga berbondong-bondong berjalan kaki menuju Novi Sad dari seluruh Serbia untuk memberikan penghormatan kepada para korban. Rombongan terjauh datang dari Novi Pazar.
Rombongan warga tersebut berjalan kaki sekitar 400 kilometer selama 16 hari, melambangkan 16 korban jiwa. Beberapa peserta bahkan tiba menggunakan sepeda dan traktor.
Sepanjang hari, kerumunan massa berkumpul untuk mengenang para korban. Pada pukul 11:52 setempat, waktu saat tepat kanopi runtuh setahun lalu, warga mengheningkan cipta selama 16 menit.
Menjelang protes, Presiden Serbia, Aleksandar Vučić sempat menyampaikan permintaan maaf kepada warga Serbia. "Sama seperti sebagian pihak menunjukkan kemarahan, saya juga menyesali beberapa hal yang saya katakan,” kata Vučić.
Komisioner Eropa untuk Perluasan, Marta Kos, turut memberikan pernyataan melalui akun media sosial X. Menurut Kos, tragedi ini memiliki dampak besar dan ‘mengubah’ Serbia.
“Gerakan ini menggerakkan massa untuk memperjuangkan akuntabilitas, kebebasan berekspresi, dan demokrasi inklusif,” kata Kos. Ia menekankan bahwa nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang sama yang akan memandu Serbia menuju keanggotaan Uni Eropa (EU).
Diketahui, Novi Sad merupakan kota terbesar kedua di Serbia. Tragedi runtuhnya kanopi di stasiun kereta api Novi Sad menewaskan 16 orang dan melukai beberapa lainnya.
Kanopi runtuh di bagian yang telah direnovasi, memicu dugaan kelalaian dan standar konstruksi yang buruk dalam infrastruktur tersebut. Sementara itu, Pemerintah Serbia memutuskan untuk menyatakan 1 November sebagai Hari Berkabung nasional untuk menandai peringatan tragedi tersebut.
