![]() |
| Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan bertemu dengan anggota biro politik Hamas di Istanbul (Foto: Turkey To Day) |
Karawang : Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, menjadi tuan rumah pertemuan penting di Istanbul pada Senin (3/11) untuk mendiskusikan situasi terkini di Gaza, dengan fokus pada gencatan senjata dan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Pertemuan ini mempertemukan menlu dari tujuh negara Muslim kunci, termasuk Indonesia, Qatar, dan Arab Saudi, dalam upaya diplomatik bersama.
Negara-negara yang hadir adalah Turki, Uni Emirat Arab, Indonesia, Qatar, Pakistan, Arab Saudi, dan Yordania. Kelompok ini sebelumnya juga telah bertemu di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB bulan September lalu.
Agenda utama di Istanbul adalah mengulas perkembangan implementasi gencatan senjata 10 Oktober serta mencari solusi atas memburuknya kondisi kemanusiaan di wilayah kantong Palestina tersebut.
Desakan Aksi Bersama dan Kecaman terhadap Israel
Menurut sumber diplomatik Turki, Menlu Fidan dijadwalkan akan menyampaikan kecaman keras terhadap tindakan Israel yang dicurigai berupaya mencari celah untuk mengakhiri perjanjian gencatan senjata.
Fidan menekankan perlunya komunitas internasional untuk mengambil sikap tegas terhadap provokasi yang datang dari Tel Aviv.
Sumber yang sama menyebutkan bahwa Ankara mendesak adanya koordinasi kuat di antara negara-negara Muslim.
“Menlu Fidan akan menekankan pentingnya aksi bersama di antara negara-negara Muslim agar gencatan senjata dapat berkembang menjadi perdamaian yang berkelanjutan,” ujar sumber diplomatik tersebut
Bantuan Kemanusiaan dan Kewajiban Hukum
Isu kritis lain yang disoroti oleh Menlu Fidan adalah minimnya arus bantuan kemanusiaan yang berhasil masuk ke Gaza. Ia menuding Israel telah gagal memenuhi kewajiban hukumnya untuk menjamin jalur bantuan beroperasi dengan lancar dan tanpa hambatan.
Fidan menekankan aspek legalitas bantuan, seperti yang dikutip dari sumber diplomatik tersebut:
"Menjamin kelancaran pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza bukan hanya kebutuhan moral, tetapi juga kewajiban hukum internasional."
Dalam pertemuan tersebut, Turki akan mendesak dilakukannya tekanan diplomatik intensif kepada Israel untuk segera membuka akses penuh bagi bantuan.
Selain itu, Fidan juga akan mendorong pembentukan pengaturan baru yang memungkinkan rakyat Palestina mengambil alih keamanan dan pemerintahan di Gaza, sembari memastikan hak-hak sah mereka tetap terjamin dan mendukung visi solusi dua negara.
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari koordinasi negara-negara Muslim yang sebelumnya bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pada 23 September lalu.(*)

