Badai Musim Dingin di Gaza, Belasan Warga Meninggal
Gaza: Badai musim dingin kuat melanda Gaza sejak Rabu (10/12/2025) mengakibatan 14 warga meninggal dunia. Cuaca ekstrem membawa hujan lebat, angin kencang, dan suhu membeku, lapor Anadolu, Sabtu (13/12/2025).
Badai menyebabkan bangunan yang rusak akibat serangan Israel runtuh kembali. Kondisi ini membanjiri kamp pengungsian dan memperburuk situasi kemanusiaan warga rentan.
Seorang warga pengungsi mengatakan, cuaca sangat dingin hingga menimbulkan ketakutan. "Kami kedinginan dan takut tenda kami roboh setiap malam," kata warga tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Gaza mencatat 12 insiden runtuhnya bangunan sejak badai. Akibatnya, delapan orang meninggal dan beberapa lainnya terluka, beberapa masih tertimbun reruntuhan.
Layanan darurat menerima lebih dari 4.300 panggilan dan tim penyelamat bekerja terbatas. Kantor Media Gaza melaporkan 13 rumah runtuh di Kota Gaza dan Gaza utara.
Pertahanan Sipil terus menangani ratusan laporan darurat dari warga terdampak. Jumlah bangunan yang rusak akibat pemboman dan hujan kini mencapai 16 unit.
Badai juga menghantam pengungsi, lebih dari 27.000 tenda rusak atau terendam banjir. Sekitar 250.000 pengungsi terdampak langsung karena tempat tinggal darurat tidak layak.
Korban jiwa termasuk anak-anak yang meninggal akibat kedinginan ekstrem. Beberapa anak wafat di penampungan dan sesampainya di rumah sakit.
Insiden ini menambah daftar kematian akibat badai di seluruh Gaza. Sekitar 250.000 keluarga bertahan di kamp pengungsian dengan tenda rapuh.
Mereka menghadapi banjir dan suhu dingin tanpa pemanas memadai. Meski gencatan senjata berlaku sejak 10 Oktober 2025, kondisi kehidupan belum membaik.(*)
