Kepala BNPB, Suharyanto, menekankan pembukaan jalur ini penting untuk mempercepat distribusi bantuan serta operasi pencarian dan pertolongan (SAR) di wilayah terdampak.
“Tim gabungan menggunakan alat berat untuk menembus jalur yang tertutup. Langkah ini krusial agar bantuan logistik dan evakuasi dapat segera menjangkau warga terdampak,” kata Suharyanto, dikutip dari Antara, Senin (1/12/2025).
BNPB mencatat, beberapa titik jalur Tarutung-Sibolga masih tertutup, termasuk akses menuju desa-desa di Parmonangan dan Adiankoting, Tapanuli Utara. Kondisi ini membuat lebih dari 12.000 warga terisolasi dari bantuan dan evakuasi. Menurut BNPB, keterisolasian ini juga memicu warga mengambil sembako dari swalayan dan gudang secara mandiri.
Selain jalur Tarutung-Sibolga, BNPB bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan tim gabungan terus menormalisasi beberapa ruas lain yang terputus, antara lain jalur Singkuang-Tabuyung (Kabupaten Mandailing Natal), Batang Natal-Muara Batang Gadis, serta jalan nasional Sibolga-Padangsidimpuan. Beberapa akses lain di Sumatera Utara dan Aceh, termasuk perbatasan Sumut-Aceh Tamiang dan jembatan Meureudu di Pidie Jaya-Bireuen, masih mengalami kerusakan parah.
Data terbaru BNPB mencatat jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai 442 orang, sementara korban hilang tercatat 402 orang.
Selain membuka akses jalan, BNPB juga terus menangani pengungsian di sejumlah wilayah terdampak. Saat ini tercatat:
- Tapanuli Utara: 3.600 jiwa
- Tapanuli Tengah: 1.659 jiwa
- Tapanuli Selatan: 4.661 jiwa
- Kota Sibolga: 4.456 jiwa
- Humbang Hasundutan: 2.200 jiwa
- Mandailing Natal: 1.378 jiwa
BNPB menegaskan, seluruh tim gabungan, termasuk Basarnas, TNI, Polri, dan Kementerian PUPR, bekerja maksimal untuk membuka jalur, menyalurkan bantuan, dan mengevakuasi warga terdampak.(*)

