Jembatan Darurat Bireuen Pulihkan Akses Lintas Aceh
Karawang : Pemerintah Indonesia melalui Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) telah merampungkan pemasangan dua unit jembatan bailey (darurat portabel) di Sungai Teupin Mane, Bireuen, Aceh.
![]() |
| Presiden Ketika Meninjau Jembatan Putus di Aceh "Fokus Utamakan Infrastruktur & Kebutuhan dasar) (Foto:BPMI Setpres) |
Langkah cepat ini diambil untuk memulihkan konektivitas jalur utama yang terputus akibat bencana.
Jalur yang kini dibuka kembali adalah jalan lintas provinsi yang sangat vital, menghubungkan Medan hingga Banda Aceh, serta berbagai kabupaten/kota di wilayah Aceh.
Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya, menjelaskan bahwa instalasi jembatan sementara tersebut merupakan upaya maksimal pemerintah dalam tanggap bencana.
"Jembatan bailey seberat sekitar 50 ton ini adalah jembatan sementara yang juga dapat berfungsi sebagai jembatan permanen dalam kondisi darurat," ujar Teddy, dikutip dari unggahan resmi Sekretariat Kabinet Sabtu, 6 Desember 2025.
Sejak awal kejadian, menurut Seskab, TNI AD bersama Kementerian PU telah bekerja keras untuk mengembalikan akses jalan utama di area terdampak.
Proses pemasangan dilaksanakan tanpa henti, berlangsung 24 jam sehari, melibatkan kerja sama gotong royong dengan masyarakat setempat, demi mengejar target waktu penyelesaian.
Lokasi pemasangan, Sungai Teupin Mane, dilaporkan mengalami pelebaran signifikan; dari lebar semula 100 meter, kini menjadi 180 meter pasca-banjir.
"Dengan pembangunan jembatan bailey ini, akses darat diharapkan segera dapat difungsikan 2-3 hari ke depan, sehingga jalur distribusi logistik darat dapat secepat mungkin terhubung," tambah Teddy Indra Wijaya.
Secara terpisah, Menteri PU, Dody Hanggodo, sebelumnya telah menekankan prioritas utama pemerintah adalah membuka kembali seluruh akses darat, meskipun kondisi lapangan masih penuh tantangan. Kementeriannya fokus pada percepatan pemulihan infrastruktur konektivitas di tiga provinsi di Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, yang dilanda banjir dan tanah longsor.
Penanganan darurat di lapangan, termasuk di Bireuen, terus dilakukan selama 24 jam. Tujuannya adalah memastikan konektivitas utama di ketiga provinsi tersebut dapat segera dilalui, khususnya untuk mendukung mobilitas masyarakat dan distribusi logistik menjelang periode Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Berdasarkan data Balai Teknis Kementerian PU per 2 Desember 2025, total kerusakan pada jalan nasional mencakup 253 titik longsor dan 86 titik banjir. Khusus di Provinsi Aceh, tercatat ada 46 titik longsor dan 34 titik banjir yang berdampak pada 35 ruas jalan nasional serta mengakibatkan putusnya 14 jembatan.(*)

