TNI Kerahkan Kekuatan Penuh Tangani Bencana Besar,Ini Fakta Lapangannya
33.860 Personel dan Puluhan Alutsista Kirim Ribuan Ton Bantuan Logistik ke Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Sumatera: Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan komitmen penuh, atau 'all out', dalam upaya penanggulangan dampak bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pengerahan sumber daya skala besar ini melibatkan total 33.860 personel dari tiga matra (Darat, Laut, dan Udara).
Fokus utama operasi saat ini adalah memastikan kelancaran distribusi bantuan dan mobilisasi tim di daerah terdampak. Untuk mendukung misi ini, sebanyak 79 unit Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) telah dioptimalkan. Armada ini meliputi pesawat fixed wing dan rotary wing, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), hingga kapal Angkatan Darat Republik Indonesia (ADRI), yang vital dalam menyalurkan bantuan dan memindahkan pasukan.
Wakil Kepala Pusat Penerangan (Wakapuspen) TNI, Brigadir Jenderal Osmar Silalahi, menyatakan bahwa hingga saat ini, TNI telah berhasil menyalurkan 2.230,5 ton bantuan logistik bagi para korban.
Pengiriman dilakukan melalui beragam moda transportasi, mulai dari pesawat, kapal laut, kendaraan darat, speedboat, sepeda motor, hingga upaya langsung yang dilakukan oleh prajurit di lapangan.
"Kami mencoba untuk setiap masyarakat yang terdampak bencana ini, kita bisa menyuplai ataupun memberikan dukungan logistik sehingga mereka merasakan bahwasannya negara hadir untuk membantu mereka secara maksimal," tegas Brigjen Osmar Silalahi di Lanud Halim Perdanakusuma,dikutip Sabtu 13 Desember 2025.
Fokus Medis dan Infrastruktur Mendesak
Dalam langkah lanjutan, dua pesawat diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma menuju Banda Aceh, diikuti oleh satu pesawat Hercules yang terbang ke Lanud Suwondo, Medan, Jumat 12 Desember 2025.
Penerbangan tersebut tidak hanya membawa bantuan kebutuhan pokok, tetapi juga perlengkapan teknis esensial seperti forklift, mobil water treatment, dan 24 tenaga kesehatan (nakes) TNI Angkatan Darat.
Tim medis yang diberangkatkan ke Aceh Tamiang terdiri dari 24 spesialis, termasuk enam dokter spesialis, enam perawat, empat dokter umum, serta delapan bintara dan tamtama evakuasi. "Nantinya nakes ini akan menjadi Satgas Mobil Kesehatan di wilayah Provinsi Aceh," tambah Osmar.
Di sektor infrastruktur, TNI berupaya keras mempercepat pembangunan jembatan darurat untuk memulihkan akses yang terputus. Hingga laporan ini diturunkan, 32 titik lokasi pembangunan jembatan bailey sedang diintensifkan.
Satu jembatan bailey Anggoli dilaporkan telah rampung 100$persen. Selain itu, 14 jembatan aramco telah dikirim menggunakan kapal ADRI LIII dari Tanjung Priok dan dijadwalkan tiba pada Minggu mendatang.
Untuk mengatasi krisis air bersih, dua unit mobil penjernih air (Reverse Osmosis/RO) baru telah ditambahkan, menjadikan total 12 unit yang beroperasi. Peralatan ini dianggap krusial mengingat banyak daerah yang kekurangan sumber air layak konsumsi.
Wakapuspen TNI menekankan bahwa pesawat Cassa dan berbagai jenis helikopter terus dioperasikan untuk menyuplai kebutuhan masyarakat di wilayah-wilayah terisolasi, menggarisbawahi komitmen TNI untuk memastikan bantuan menjangkau seluruh daerah yang sulit diakses.
TNI akan terus bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan seluruh operasi penanggulangan bencana berjalan optimal.(*)



