Karawang. - Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tetap waspada, karena seluas 7.448 hektare sawah di 23 kecamatan sekitar Karawang berpotensi kekeringan. (18/9).

Untuk itu pihaknya mengimbau agar para petani tidak berebut air untuk mengairi areal sawah pada musim kemarau yang biasanya dilakukan dengan cara membendung saluran irigasi yang airnya surut.

"Jika petani tidak berebut air, maka air untuk mengairi areal sawah di saluran irigasi `tersier` tetap terpenuhi," kata Yuyu Yudaswara, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Padi dan Palawija Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian setempat, di Karawang.

Ia mengaku sudah berkoodinasi dengan Perusahaan Jasa Tirta Jatiluhur. Pasokan air untuk mengairi areal sawah di wilayah Karawang sebenarnya mencukupi.

Menurut dia, jika saluran irigasi tertier kondisinya baik dan tidak ada perebutan air sesama petani, maka seluruh areal sawah yang kini masuk jadwal tanam tidak akan kekurangan air.

Yuyu mengatakan, pada musim kemarau yang mengakibatkan surutnya air di saluran irigasi bisa memicu keributan antarpetani.

Pada musim kemarau sesama petani biasanya ribut karena berebut jatah air dari saluran irigasi dengan cara membendung saluran irigasi yang airnya surut.

Mereka kemudian menyedot air yang terkumpul di saluran irigasi, setelah dilakukan pembendungan. Aksi pembendungan irigasi untuk mengumpulkan air itu membuat petani yang berada di depan saluran irigasi tidak kebagian air.

Atas hal tersebut ia mengimbau agar petani di Karawang tidak berebut air dengan melakukan aksi bendung-membendung saluran irigasi pada musim kemarau tahun ini.

Ditanya mengenai areal sawah yang terkena dampak musim kemarau tahun ini, Yuyu menyatakan untuk sementara ini dampak kekeringan belum terlalu berdampak terhadap sektor pertanian.

"Baru areal sawah tadah hujan saja yang mengalami kekeringan. Areal sawah lainnya belum ada laporan yang kekeringan," katanya.