Jakarta - Sekjen PPP Arsul Sani berkomentar terkait bergabungnya Sekjen PPP kubu Djan Faridz, Ahmad Dimyati Natakusumah, ke PKS. Arsul menyebut Dimyati harus mundur sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PPP.

"Kepada Pak Dim, kita ingin etika politiknya ditegakkan. Artinya, kalau memang mau masuk ke partai lain ya mengundurkan dirilah dari PPP, termasuk dari keanggotaan DPR," kata Arsul di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Arsul menuturkan bergabungnya Dimyati ke PKS memang sudah lama terjadi. Arsul pun menyebut dirinya telah menawarkan berbagai posisi strategis kepada Dimyati sebagai bukti bahwa PPP tidak menyingkirkan siapa pun menjelang Pileg 2019.

"Pak Dimyati sudah sejak lama, setelah keluar putusan PK (peninjauan kembali) itu. Saya pribadi tidak kurang dari 2 kali bicara empat mata dengan beliau. Kita tawarkan beliau masuk di kepengurusan, di tempat yang terhormat, misalnya menjadi salah satu ketua.

"Kemudian juga (ditawarkan) menjadi caleg di dapil di mana Bu Irna (Narulita, istri Dimyati) itu jadi Bupati Pandeglang, (ditawarkan jadi) caleg nomor 1. Itu semua sudah kita tawarkan untuk menunjukkan bahwa tidak ada yang akan kita singkirkan, termasuk dalam pencalonan untuk Pileg 2019 nanti," sambungnya.

Meski begitu, Arsul mengembalikan segala keputusan kepada Dimyati terkait penawaran-penawaran tersebut. "Tapi kan kita nggak bisa maksa. Pilihannya kembali kepada Pak Dim-lah, apakah akan menerima tawaran kami atau beliau barangkali bosen juga di PPP, (atau) ingin berkarier di partai yang baru," tuturnya.

Sebelumnya, Dimyati mengakui telah bergabung ke PKS sebagai bakal calon legislator (caleg) untuk daerah pemilihan (dapil) Banten I. Dimyati sendiri belum memutuskan mundur dari jabatannya sebagai anggota DPR RI.

"Saya baru di-launching oleh PKS, penetapannya belum. Ini sebuah kehormatan buat saya," kata Dimyati sebelumnya.