KARAWANG - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan pada Januari 2018  sumber inflasi di Jabar yaitu beras, karena sampai saat ini harga komoditas tersebut belum menunjukkan penurunan. 


"Meskipun Bulog Jawa Barat sudah melakukan operasi pasar sejak dua minggu yang lalu, tapi harga beras masih stabil di atas dan ini menyebabkan beras akan menjadi salah satu sumber inflasi di Jawa Barat untuk bulan ini," kata Wiwiek .

Wiwiek mengatakan secara umum selama lima tahun terakhir terutama di bulan Januari-Februari beras memang menjadi sumber inflasi. 

Pada bulan Januari ini inflasi di Jawa Barat diperkirakan 0,48 dan  beras menyumbang di kisaran 0,05 sampai 0,08. 

Untuk mengatasi melambungnya harga beras, kata Wiwiek, TPID Jawa Barat sudah menyepakati dua hal yaitu melakukan opersi pasar dan bazar kebutuhan pokok. 

"Sudah disepakati dua hal, karena ini memang sifatnya adalah jangka pendek, hal yang bisa dilakukan adalah operasi pasar dan bazar kebutuhan pokok," tuturnya. 

"Dan itu dilakukan terus oleh kawan-kawan baik dari Bulog maupun dari Dirjen Tanaman Pangan, dan adanya distribusi Rastra juga diharapkan bisa membantu," katanya. 

Dengan dilakukannya operasi pasar dan bazar diharapkan bisa menekan harag beras dipasaran yang tergolong masih tinggi. 

"Saya kira kalau nanti bisa terus-menerus distribusi dengan merata harga beras Insya Allah bisa turun," ujarnya. 

Wiwiek menambahkan selain berupaya mengendalikan harga beras, TPID juga sedang berupaya untuk mengendalikan harga daging sapi, telor ayam, daging ayam, bawang merah, dan cabe.