Solo - Pemain senior yang juga kapten Persija Jakarta, Ismed Sofyan, mengaku tak terpengaruh dengan "kutukan" Piala Presiden.

Piala Presiden yang sudah diselenggarakan dalam tiga edisi sejak 2015 ini menunjukkan pola yang membentuk sebuah "kutukan".

Kutukan pertama adalah juara Piala Presiden tahun sebelumnya tidak akan menjadi juara lagi pada turnamen berikutnya.

Hal ini terbukti dengan gugurnya Arema Malang yang merupakan kampiun turnamen edisi 2017. 

Persib Bandung yang menjadi juara Piala Presiden edisi pertama juga sudah gugur di fase grup pada turnamen tahun ini.

Adapun kutukan kedua, juara Piala Presiden tak akan menjadi juara Liga Indonesia (saat ini Liga 1).

Setelah Persib juara pada 2015, mereka tidak bisa menjuarai Liga Indonesia karena PSSI mendapat sanksi pembekuan dari FIFA.

Persib juga gagal pada TSC 2016, turnamen jangka panjang pengganti kompetisi akibat pembekuan setelah Piala Presiden 2015.

Lalu, dengan Arema, mereka harus rela melihat Bhayangkara FC menjuarai Liga 1 musim 2017.

Padahal, Arema bermodal juara Piala Presiden 2017 sebelum terjun ke Liga 1 musim lalu. 

Apabila kutukan berlanjut, juara Piala Presiden 2018 tidak akan menjuarai Liga 1 musim ini.

Ketika ditanya hal tersebut, pelatih Persija, Stefano Cugurra justru tertawa.

"Lucu-lucu ini pertanyaannya. Biar Ismed yang menjawab," ujar Teco. Ismed Sofyan pun tidak percaya dengan kutukan semacam itu.

"Saya rasa itu cuma sugesti saja," ucap Ismed.

"Memang, itu terjadi sebelumnya. Namun, keyakinan saya tidak seperti itu. Sepanjang kami fokus, konsentrasi, dan diiringi doa, saya rasa itu tidak akan terjadi," kata pemain berusia 38 tahun itu.


Sumber : BolaSport