PELITA KARAWANG.COM . -  Kabupaten Karawang miliki lebih dari 1.000 perusahaan industri di 3 Kawasan. Sejak santer disebut sebagai kawasan Industri terbesar di Asia Tenggara, tokoh masyarakat Karawang berjibaku membangun SMK demi menjawab hingga menjawab kebutuhan serapan tenaga kerja lokal. Namun, keberadaan SMK di Karawang nampaknya malah di dicueki pihak perusaaan, karena para siswa SMK yang mengharuskan Praktek Kerja Industri (Prakerin), justru kesulitan masuk PKL di sejumlah perusahaan yang banjir di Karawang tersebut.

Pemerhati SMK, Andriyanto ST mengatakan, sejak keberadaan SMK di tahun 2008 sampai saat ini lulusannya masih saja terancam nganggur, karena baik Pemerintah maupun Dunia Industri masih kurang pro pada tenaga kerja lokal lulusan SMK, hal itu harus diakui semua pihak, betapapun SMK sejauh ini menjadi lembaga yang bonafit di buru lulusan SMP karena sistem pembelajarannya yang menyeimbangkan antara teori dan aplikasi praktek. 

Sayangnya, jangankan berbicara lulusan, regulasi SMK yang menuntit siswa melaksanakan Prakerin sesuai bidangnya diperusahaan juga masih di cueki, karena tak jarang SMK ini sulit tembus Prakerin atau PKL di perusahaan yang ada di Karawang sendiri. Dimana ada PT di Karawang serap PKL siswa satu semester di perusahaannya? Padahal, menerima siswa PKL itu menguntungkan bagi perusahaan, selain menambah tenaga juga upah bayar bisa lebih efisien betapapun siswa SMK itu baru PkL sebatas belajar dan menambah wawasan pengetahuan industrinya. " Jangankan soal lulusan, prakerin di PT saja gak tembus ," Katanya.

Dunia SMK sebut Pria berdarah Palembang ini, ada tuntutan siswa Prakerin, sementara diperusahaan kon ada juga aturan larangan mempekerjakan anak dibawah umur. Dua aturan ini yang berbenturan dan harus di evaluasi pemerintah, karena kalau di telaah, siswa Prakerin itu bukanlah karyawan atau buruh yang dipekerjakan, tetapi masih ada ikatan dengan pembelajaran di sekolah. Untuk itu sambungnya, perusahaan di Karawang ini dimintanya membuka keran kepada semua anak-anak SMK di Karawang masuk Industri di prakerinnya, urusan lulus dipekerjakam atau tidak kedepan, itu adalah hak kualifikasi pihak perusahaan. Di Purwakarta saja sebut Andry, ada PT Kinenta dan PT Bansu yang membuka Peakerin dengam baik, mengapa di Karawang tidak, hal inilah yamg membuatnya heran, jangankan masuk kerja, niat praktek saja sulit ditembus. Akibatnta, kompetensi keahlian harus praktek di instansi atau lembaga yang bukan garapannya, "Regulasinya harus di rubah, banyak siswa gak tembus prakerin di Industri di Karawang, jangankan kerja, praktek saja susaj," Sesalnya.

Andri menambahkan, Karawang tidak total membuka dunia Industri bagi siswa SMK, bukan saja saat lulus sekolah, tetapi juga saat menjadi siswa. Semoga saja, kedepam ada peluang untuk meperlonggar agar kiranya, perusahaan di Karawang bisa membuka Prakerin bagi dunia SMK di Karawang, karena jelas SMK itu memiliki kompetensi keahlian khusus yang di ulik. Sinergitas tersebut diperlukan agar tidak lagi SMK semakin banyak, tapi lulusannya di persempit masuk Industri yang juga semakin banyak." Semoga kedepan ada peluang, keran dibuka mininal saat Prakerin saja," Pungkasnya.