Jakarta. - Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) telah mencapai 78% di tahun ini. Ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 49% dengan jumlah 6,2 jutaan peserta berbanding 3,7 jutaan peserta.

Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi mengatakan penyelenggaraan UNBK terbukti efektif meningkatkan indeks kejujuran para siswa saat ujian. Dengan UNBK, tingkat kecurangan di antara siswa kini menjadi berkurang.
"Sejak kita menerapkan UNBK pada 2015 sampai sekarang sudah terbukti bahwa UNBK ini sangat efektif untuk meningkatkan indeks integritas ataupun kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional," ujar Bambang di acara Taklimat Media Soal Ujian Nasional di Kemendikbud, Selasa (13/3/2018).
Meski demikian, Bambang mengatakan ada dampak lain dari pelaksanaan UNBK, yaitu indeks prestasi siswa menjadi turun. Hal itu, kata dia, menjadi tantangan ke depan untuk penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun berikutnya.
"Tantangan kita ke depan adalah meningkatkan prestasi dan capaian dalam UN. Untuk itu perlu ada perbaikan peningkatan proses pembelajaran," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Dadang Sudiyarto mengatakan UNBK bisa menghemat anggaran sekitar 70% ketimbang Ujian Nasional Berbasis Pensil dan Kertas (UNPK).
Dijelaskan Dadang, sebelum UNBK digelar Kemendikbud harus menyiapkan dana hingga Rp 135 miliar guna melakukan penggandaan naskah soal serta melakukan distribusi naskah soal. Namun sejak UNBK dilaksanakan, kini dana yang disiapkan hanya sebesar Rp 35 miliar.
"Perubahan dari UNPK memang banyak berpengaruh pada penggandaan keras, kedua distribusi. Dua biaya itu, pada waktu belum ada UNBK itu kurang lebih Rp 135 milar kita siapkan untuk penggandaan dan distribusi," ujar Dadang.
"Sekarang dengan UNBK mencapai 78% atau kertasnya 22%, itu kita menyediakan dan mengeluarkan anggaran kurang lebih Rp 35 miliar. Turun sekitar 70% dari sebelumnya yang memakai kertas," sambungnya.
Sementara itu, harapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy soal penyelenggaran ujian nasional tahun ini dibacakan oleh Bambang Suyadi. Mendikbud mengajak semua pihak berlaku jujur dalam menjalani proses pendidikan, termasuk dalam ujian.
"Ujian atau evaluasi bagi anak didik adalah bagian dari pendidikan. Maka hindarkan dan cegah semua upaya yang mengarah pada ketidakjujuran, karena itu jelas akan mengingkari hakikat pendidikan," kata Muhadjir.
Selain UNBK, siswa juga akan menghadapi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) yang jadwalnya tergantung pada dinas pendidikan di masing-masing provinsi, kabupaten, atau kota sesuai dengan kewenanganannya berdasarka zona (cluster) KKG/MGMP/Forum Tutor.
Di jenjang SMA, SMK, atau yang sederajat, semua mata pelajaran akan dimasukkan dalam USBN. Selain pilihan ganda, peserta didik juga akan mendapatkan soal dalam bentuk esai. Komposisi untuk soal esai adalah sebanyak 10%.
Sedangkan untuk tingkat SD terdapat tiga mata pelajaran yang terdiri dari Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Matematika.


Sumber : detik.com