PELITAKARAWANG.COM-.Tabroni (61) warga Dusun Tangkolo Rt 008/003 Desa Srijaya Kecamatan Tirtajaya, selama 4 tahun menanti kabar sang istri seorang pekerja migran indonesia (PMI) di Abu Dhabi-Uni Emirat Arab (UEA), namun dirinya malah mendapat kabar duka dari sponsor dan Dinas Tenaga Kerja dan Transportasi (Disnakertrans) Karawang.

Kabar tentang sang istri, Aan (40) Binti Andi Asip yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian Abu Dhabi setelah diduga melakukan pembunuhan berencana bersama salah seorang tenaga kerja asal Bangladesh terhadap 5 orang korban.Diantaranya 2 wanita WNI, 2 wanita Warga Negara Thailand dan 1 pria Warga Negara Bangladesh.

Dirinya mengaku sudah 4 tahun tak mendapat kabar dari sang istri yang bertolak ke Abu Dhabi sejak keberangkatannya pada tahun 2013 silam. Selama 4 tahun tersebut, ia bersama satu orang anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) terus mencari kabar tentang keberadaan istrinya tersebut.

"Berangkat tahun 2013, setahun itu tak ada masalah. Kiriman pun sampai pada kita. Tapi setelah 2014 malah gak ada kabar lagi, denger kabar mah dia kabur dari majikannya," ujar Tabroni saat berhasil di temui awak media, Selasa (3/4) kemarin di kediamannya.

Tabroni melanjutkan, kabar tentang kasus hukum yang menjerat istrinya tersebut, diketahui pada Kamis (minggu kemarin-red) setelah di beritahu oleh pihak sponsor yang mendapatkan surat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Abu Dhabi.

"Isi dalam surat itu menerangkan bahwa jaksa penuntut setempat, pada tanggal 15 Februari menyatakan bahwa isteri saya (Aan) terlibat kasus pembunuhan berencana terhadap 5 korban Warga Negara Indonesia, Thailand dan Bangladesh yang dilakukan pada tanggal 7 desember tahun 2017," jelas Tabroni.

Hingga saat ini, belum jelas apakah benar istrinya telah terlibat pembunuhan atau tidak. Namun pihak keluarga berharap agar kejadian tersebut tidak memberatkan istrinya.

"Memohon kepada pemerintah agar dapat melakukan pendampingan hukum kepada istri saya," lirih Tabroni.

Mendapat kabar tersebut, anak korban yang enggan menyebutkan namanya mengaku sangat sedih. Sambil menangis, ia mengaku tidak percaya atas apa yang telah menimpa kepada orangtuanya. Dirinya berharap kejadian yang menewaskan 5 orang di Abu Dhabi tersebut tidak melibatkan ibundanya. Mengingat, sejak usia 9 tahun, dirinya sudah tidak mengenal lagi ibunya karena terpaksa harus berangkat ke UEA untuk mencari nafkah.

"Aku sedih sekali, aku gak mau ditinggal ibu," ucapnya haru.

Sementara itu, salah seorang perangkat desa Srijaya, Abdul Rosad, Selasa (3/4) kemarin sekitar pukul 08.00 menerangkan bahwa dirinya telah menerima laporan dari salah seorang warganya atas kejadian dugaan pembunuhan di Abu Dhabi untuk mengurusi administrasi.

"Tadi pagi ada warga yang meminta surat dari desa untuk mengurus adminitrasi, lebih jelasnya saya kurang tahu untuk apa. Yang pasti dia bilang buat ngurus istrinya yang saat ini di Arab," tutupnya.