PELITAKARAWANG.COM - Disaat para ASN dimanjakan dengan kemudahan mendapatkan akses kesejahteraannya dengan Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke 13, para pegawai desa masih harus bolak-balik lebih dari lima kali untuk sebatas mendapatkan Penghasilan Tetap (Siltap) yang sudah 5 bulan tidak kunjung cair. 

Bahkan, jelang masa libur lebaran yang tak kurang dari dua mingguan lagi, para Kepala Desa mulai kewalahan dan khawatir di demo para bawahannya yang terus-terusan menagih hak Siltap yang belum kunjung turun.

Kades Tegalwaru, Aruji Atmaja mengatakan, Siltap di Kecamatan Cilamaya Wetan sepertinya belum ada yang turun satupun, tapi semuanya  berharap seminggu sebelum lebaran bisa cair . Hanya saja, melihat aturannya mengenai proposal ADD, diakui Aruji, ribetnya minta ampun, sebab bukan sekali dua kali proposal ajuan itu bolak balik ke Kecamatan, DPMPD, DPKAD dan kembali lagi ke desa,  tapi lebih dari 5 kali perbaikan. 

Pertanyaanya, sebut Aruji, Apakah pegawai desa yang bodoh SDMnya, atau Dpmpd dan Dpkd yang selama ini justru kurang Sosialisasi. Sebab, Proposal setelah di Ceklis di kecamatan, justru tidak lolos di DPMPD, begitupun saat di Kecamatan dan DPMPD lolos dan sudah dianggap benar, ternyata di DPKAD salah dan di kembalikan lagi ke desa sampai kertas-kertas proposal kucel ." Lolos yang satu, gak lolos yang satunya, ini proposal masih mondar -mandir terus, bagaimana bisa cair, apakah kita yang bodoh atau Pemkab yang kurang sosialisasi," sindirnya.

Aruji menambahkan,  Add siltap pagu dan besarannya sudah pasti, tapi anehnya,  ribetnya seperti proposal Bangub, DBH dan DD.  Ia memperkirakan,  kemungkinan kalau sampai tidak turun sebelum lebaran, para pegawai desa dibeberapa desa bisa saja melakukan aksi demo, bahkan mogok kerja. Hal itu wajar, coba pikir saja, jika PND gaji ke 13 dan THR ada dan dimanjakan ,ini perangkat desa yang honornya dua hari habis kalau di belanjakan, ribet dan susahnya tidak ketulungan, " kadang perangkat desa Iri ke PNS mah, makin lama makin dimanja terus, apalagi lihat anggota Dewan yang gajinya seribu kali honor RT  dan RW ampun ah pamarentah," Keluhnya.

Senada dikatakan Kepala Desa Tempuran, Zaenal Romli, menurutnya, proposal dan ajuan Siltap pegawai desa masih bolak-balik seperti menunggu waktunya mudik. Ia hanya bisa menjanjikan bahwa Siltap akan cair seminggu sebelum lebaran kepada semua perangkat, karenanya sejauh ini belum ada reaksi yang berlebihan kecuali menagih. Belum bisa dibayangkan jika seminggu sebelum lebaran ternyata tidak cair. " Ya kita hanya bisa menjanjikan saja sebelum lebaran sudah cair, jadi pegawai kami belum ada reaksi," Katanya.

Kepala Desa Rawagempol Wetan, H Udin Abdul Gani mengatakan, pihaknya bingung, karena ajuan proposal paling awal, dan bersamaan diberikan dengan desa lainnya. Di saat desa lain ada yang cair, dirinya malah dibalikan lagi ajuannya karena dianggap ada yang masalah. Para pegawai sudah banyak menagih, disisi lain ia mewajarkan  karena memang mau lebaran, tapi kalau semuanya didesak ke Kepala Desa, ia kebingungan meredam bawahannya yang 5 bulan belum dapati Siltap tersebut. " Pada mau demo mah ya Ke Kades juga, karena mungkin cape menagih, dikira kesalahan ada di Kades, padahal ribetnya itu di format yang ternyata salah terus," Keluhnya.