PELITAKARAWANG.COM-.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, sebanyak 3.387.035 jiwa penduduk usia 15-59 tahun, masih buta aksara.  Masih dari data yang sama, masih terdapat 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas rata-rata angka nasional.


Capaian tahun 2017 berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik (BPS) serta Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan, penduduk Indonesia yang telah berhasil diberaksarakan mencapai 97,93 persen, atau tinggal sekitar 2,07 persen atau 'Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS) Dakar, 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya,' kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar, dalam acara Taklimat Media, di kantor Kemdikbud, Senayan, Jakarta, Selasa, 4 September 2018.

Angka Buta Aksara usia 15-59 tahun di lndonesia dilihat dari masing-masing provinsi.  Masih terdapat 11 provinsi yang memiliki angka buta huruf di atas angka nasional.

Kesebelas provinsi itu adalah Papua (28,75 %), NTB (7,91%), NTT (5,15%), Sulawesi Barat (4,58%), Kalimantan Barat (4,50%), Sulawesi Selatan (4,49%), Bali (3,57%), Jawa Timur (3,47%), Kalimantan Utara (2,90%), Sulawesi Tenggara (2,74%), dan Jawa Tengah (2,20 %).

Sedangkan 23 provinsi Iainnya sudah berada di bawah angka nasional. Jika dilihat perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki.

Yakni 1.157.703 orang Iaki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang.  ”Di sini perlu peran pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk bersama-sama dalam menuntaskan buta aksara,” pesan Dirjen Harris.

Kemendikbud, kata Harris, telah merumuskan upaya penuntasan buta aksara dengan memprioritaskan pada  daerah-daerah ”merah” (kabupatan/kota yang persentase buta aksara di atas 4%),  komunitas adat terpenciI/khusus, dan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (daerah 3T).

Peningkatan kapasitas dan kompetensi tutor pendidikan keaksaraan, mendiversifikasikan layanan program, dan memangkas birokrasi layanan program melalui aplikasi daring sibopaksara.kemdikbud.go.id.” jelas Harris.

Kemendikbud turut memperingati Hari Aksara Internasional, yang telah digagas oleh UNESCO dalam konferensi para menteri pendidikan tentang Pemberantasan Buta Huruf, di Teheran, Iran, pada tanggal 8-19 September 1965.  Hari Aksara Internasional sekaligus untuk mewujudkan komitmen pemerintah, dan mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap penuntasan buta aksara.

Tema HAI tahun ini yang diusung oleh UNESCO adalah ”Literacy and Skills Development”. Kemendikbud menetapkan tema nasional, yakni ”Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya”, dengan tujuan melihat jenis keterampilan keaksaraan yang dibutuhkan dalam menavigasi masyarakat, dan mengeksplorasi kebijakan keaksaraan yang efektif.

Peringatan HAI tahun ini secara nasional dipusatkan di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada tanggal 6-9 September 2018, dan acara puncak peringatannya akan dilaksanakan pada tanggal 8 September 2018.