PELITAKARAWANG.COM - Dugaan terjadinya jual beli jabatan tak hanya terjadi di lingkungan Kanwil Kemenag Jatim pasca OTT Ketua Umum DPP PPP, Romahurmuziy (Rommy) oleh KPK.

Jual beli jabatan juga diduga terjadi di lingkungan Kanwil Kemenag Jabar.

Tidak hanya promosi jabatan Kepala Kemenag Kota maupun Kabupaten, juga hingga pengangkatan kepala seksi (kasi). Bahkan pengukuhan kepala KUA tak luput dari setoran.

Ingin jadi kepala madrasah di lingkungan Kemenag, mulai dari kepala MI, MTs hingga MA juga tidak gratisan.

Sasaran yang dimutasi juga bukan karena pertimbangan profesional, tapi diduga lebih ke faktor "manut" tidaknya pejabat kepada kepala Kanwil.

Dari informasi yang berhasil dihimpu Rabu (20/3/2019), menyebutkan, praktik jual beli sudah berlangsung bertahun-tahun.



Jual beli jabatan kepala Kemenag Kota/Kabupaten misalnya ditarif sekitar Rp 300 juta.

Lalu setelah memasuki tahun 2016 naik menjadi rata-rata Rp 500 juta.

"Para kepala Kemenag Kota/Kabupaten yang diduga kuat terkena tarif sebesar Rp 500 juta itu, di antaranya di Subang, Purwakarta, Kabupaten Cirebon, Depok, Bekasi, Kabupaten Sukabumi, Kuningan dan Indramayu," kata sumber di lingkungan Kanwil Kemenag Jabar.

Pengangkatan kasi di lingkungan kantor Kemenag Kota/Kabupaten ditarif antara Rp 100-200 juta tergantung "basah" tidaknya seksi yang ditempati.

Tarif Rp 50-100 juta dikenakan dalam pengangkatan kepala MI, MTs dan MA. Tapi khusus sekolah negeri.

"Yang lucu dan sebenarnya miris adalah pengukuhan kepala KUA juga tidak luput dari adanya tarif. Pada sebuah kesempatan ada pengukuhan 300 kepala KUA dengan tarif Rp 10 juta per kepala, hingga total penghimpunan dananya mencapai Rp 3 miliar," kata sumber tersebut.

Disebutkan pula, jika kepala Kemenag Kota/Kabupaten ingin dirotasi mesti bayar Rp 50-100 juta.

Sikap tidak profesional dan proporsional juga dilakukan pihak Kanwil Jabar dalam hal mutasi dan rotasi.

Di Cianjur, Sumedang dan Pangandaran ada pengangkatan kepala Kemenag dengan pejabat yang bermasalah. Tidak hanya soal administrasi tapi juga disiplin.

"Sementara sejumlah sosok senior yang layak jadi kepala Kemenag malah terpinggirkan gara-gara tidak sejalan dengan pihak Kanwil.

Yang tidak sejalan pun ada yang dinonjobkan. Seperti di Purwakarta, dinonjobkan tapi ditarik menjadi karyawan Pemkab dengan jabatan yang proporsional karena memang kinerjanya bagus," ujar sumber itu.

* Mulai 2016, naik jadi Rp 500 juta
* Untuk kepala madrasah dikenakan Rp 50 juta-Rp 100 juta
* Pegawai senior yang layak jadi kepala malah dipinggirkan
* Pengukuhan Kepala KUA ditari per orang Rp 10 juta

Lebih lanjut diungkapkan, praktik jual beli di lingkungan Kanwil Kemenag Jabar ini diduga ada keterkaitan dengan sosok Rommy yang menggunakan orang partai bernama Aria.

"Sosok Aria inilah yang diduga menjadi kaki tangan Rommy di Kanwil Kemenag Jabar," katanya.

Informasi terakhir yang diterima sumber itu, menyebutkan, kepala Kanwil Kemenag Jabar akan dipromosikan menjadi pejabat di biro kepegawaian kantor Kemenag.

"Dia diduga kuat dan bukan rahasia lagi adalah orangnya Rommy. Jadi Kakanwil saja sudah lima tahun. Padahal normatifnya yang terjadi saat ini dua tahun paling lama sudah dipindah. Itu karena didiga kuat setorannya bagus," ujar sumber itu.



Sumber : tribunJabar.id