PELITAKARAWANG.COM-.Secara tak langsung, makanan pedas membuat selera makan meningkat. Tapi apakah aman saat dikonsumsi sebagai hidangan sahur dan berbuka?.

Jangan hanya menahan haus dan lapar saja karena kesehatan tubuh juga harus jadi prioritas utama saat beribadah puasa. Untuk itu, sangat penting menjaga asupan makanan yang disantap.

Jangan khawatir bagi para pencinta kuliner pedas, karena saat sahur dan berbuka puasa masih tetap bisa menyantap hidangan pedas. Kepada detikFood (6/5) Dr. Tan Shot Yen mengatakan rasa pedas merupakan iritan bagi saluran cerna maka dari itu sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan. 

"Rasa pedas itu sendiri iritan buat saluran cerna. Ngapain juga pas puasa 'bikin perkara'. Tak hanya saluran cerna atas saja, usus besar pun jika iritasi maka akan menyebabkan diare yang tak terelakkan," jelas wanita yang akrab disapa Dr. Yen ini. 

Lebih lanjut, Dr. Yen juga mengatakan makanan pedas memicu orang untuk minum lebih banyak. Hal ini membuat perut sudah merasa kembung sebelum asupan makanan bergizi masuk dengan cukup. 

Menurut Dr. Yen boleh saja menyantap makanan pedas asalkan dibatasi porsi dan tingkat kepedasanya. Ia juga menyarankan untuk mengondisikan perut dengan takjil sebelum menyantap makanan berat. 

"Takjil adalah rehidrasi. Air tentu yang terbaik karena yang paling mudah diserap sel dan menyeimbangkan kembali hemodinamika," jelasnya.

Usai menikmati takjil, Dr. Yen juga menyarankan menyantap takjil kedua yang berupa makanan tak berat. Takjil kedua ini juga seharusnya tidak memiliki rasa asam, pedas, berlemak atau terlalu manis.

Dr. Yen menyimpulkan sebenarnya boleh saja menyantap makanan pedas asalkan tingkat kepedasannya diukur sesuai lidah masing-masing. "Kadang rasa pedas itu dipakai untuk menambah selera. Tapi akan jadi mudharat ketimbang manfaatnya, apalagi bila ujung-ujungnya sakit perut."