PELITAKARAWANG.COM - Mewujudkan Desa mandiri dalam pengelolaan sampah, memang bukan perkara mudah. Hasil survey di 101 Desa yang dilakukan aktivis lingkungan, menunjukan bahwa hampir semuanya memiliki tumpukan sampah liar. Betapapun ada opsi alokasi soal lingkungan untuk menekan sampah dari Dana Desa, namun kepedulian akan hal itu, masih belum dianggap prioritas ketimbang alokasi lainnya. 

Aktivis Lingkungan, Endang Sampah mengatakan, tunjukan, dimana desa yang mampu mandiri menjadikan sampah sebagai sumber daya di desanya untuk peningkatan kualitas lingkungan dan kualitas desanya. Ternyata, mencari itu bukan perkara mudah. Sebab, selain harus membangun struktur, kesadaran lingkungan juga harus mulai dari kebijakan keberpihakan anggaran dan persiapan sumberdaya manusianya. Para Kades sarannya, bisa membelikan gerobak sampah, armada sampah dan sejenisnya atau juga dengan pengelolaan pemberdayaan sampah yang lebih kompetitif dan memiliki nilai tambah. Sebab, dalam Permendes, jelas, ada pos jika di tawarkan untuk alokasi itu, hanya saja mungkin selama ini, persoalan sampah masih belum jadi agenda prioritas desa dan entah sampai kapan. "Apa mau menunggu Tsunami sampah dulu? Memang sulit mewujudkan ini, tapi kalau ada kemauan? Mengapa tidak, " ujarnya. 

Endang menambahkan, meskipun kesadaran minim soal pengelolaan sampah, tapi beberapa desa dan kelurahan sudah mulai merangkak sadar menuju desa mandiri tersebut, ia merinci seperti Desa Bengle Kecamatan Majalaya, Desa Ciparagejaya Kecamatan Tempuran yang membuat bank sampah buat ekowisata bahari, ada juga Desa Karanganom, Kelurahan Karangpawitan dan Kelurahan Mekarjati. "Ada juga sih yang mulai sadar lingkungan sampah dari beberapa desa dan kelurahan, " pungkasnya. (Rdi).