Breaking News
---

KEAJAIBAN SHOLAT HAJAT......?

PELITA KARAWANG ON LINE-.“Barangsiapa yang memunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau salah seorang
manusia dari anak-cucu adam, maka wudhulah dengan sebaik-baik wudhu.Kemudian
shalat dua rakaat (shalat Hajat), lalu memuji kepada Allah, mengucapkan salawat
kepada Nabi ? Setelah itu, mengucapkan “Laa illah illallohul haliimul kariimu,
subhaana.... (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy, dia berkata, “Seorang laki-laki
menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia
mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa.

Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh
guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu.Saya bersaksi bahwasanya Engkau
menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya,
janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini.

Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku yang
telah mati ini.” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua
telinganya.” (HR Baihaqi; ia mengatakan, sanad cerita ini shahih)

“Ada seorang yang buta matanya menemui Nabi saw, lalu ia mengatakan,
“Sesungguhnya saya mendapatkan musibah pada mata saya, maka berdoalah kepada
Allah (untuk) kesembuhanku.” Maka Nabi saw bersabda, “Pergilah, lalu berwudhu,
kemudian shalatlah dua rakaat (shalat hajat). Setelah itu, berdoalah....” Dalam
waktu yang singkat, laki-laki itu terlihat kembali seperti ia tidak pernah buta
matanya.” Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Jika kamu memiliki kebutuhan
(hajat), maka lakukanlah seperti itu (shalat hajat).”
(HR Tirmidzi)

Setiap manusia memiliki kebutuhan dan keinginan, bahkan bisa dikatakan
keinginan tersebut selalu ada dan tidak terbatas. Dari mulai keinginan yang
dibutuhkan menyangkut dirinya sampai kepada keinginan yang dibutuhkan
menyangkut sebuah negara. Bagi yang beriman, segala kebutuhan, cita-cita,
harapan, dan keinginan tersebut, tidak serta merta selalu ditempuh melalui
jalan usaha secara praktis belaka. Akan tetapi, ia akan terlebih dahulu
mengadukannya kepada Allah SWT, sebab Dia adalah Dzat Yang Mahakaya, yang
memiliki langit, bumi, dan seluruh alam semesta, Dzat Yang tidak bakhil dalam
memberi kepada yang memohon dan meminta kepada-Nya.

Oleh karena itu, Rasulullah saw setiap kali menghadapi kesulitan beliau selalu
mengadukannya kepada Allah SWT melalui shalat. Mengadu dan memohon kepada Tuhan
yang tidak pernah sekali pun berada dalam lemah dan miskin. Kenapa? Karena
shalat adalah jalan keluar bagi mereka yang memiliki kesulitan dan kebutuhan,
juga sebagai media dimana seorang hamba mengadukan segala persoalan hidup yang
dihadapinya. Di dalam Al-Qur`an, Allah SWT berfirman,

“Dan mintalah pertolongan kepada Tuhanmu dengan melaksanakan shalat dan dengan
sikap sabar.” (QS Al-Baqarah [2]: 45)

Shalat hajat, ditetapkan atau disyariatkan yang secara khusus dikaitkan kepada
ibadah bagi yang sedang memiliki kebutuhan atau permasalahan. Dan tentunya, ini
lebih spesifik dibandingkan dengan shalat-shalat lain dan memiliki suatu
keistimewaan sendiri dari Allah dan Rasulullah saw.

Selain itu, shalat hajat merupakan suatu cara paling tepat dalam mengadukan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh seorang muslim.

Shalat hajat merupakan salah satu jenis shalat yang disyariatkan di dalam
Islam. Dasar hukum shalat hajat terdapat di dalam hadits Rasulullah saw. Para
sahabat, ulama salaf, dan para shalihin biasa melakukan shalat hajat, terutama
ketika mereka memiliki suatu kebutuhan, baik dalam situasi mendesak maupun
dalam situasi biasa. Dari beberapa keterangan yang terdapat di kitab-kitab,
baik ulama salaf maupun khalaf (kontemporer), shalat ini telah banyak
membuktikan keampuhan atau terkabulnya seluruh permohonan dari kebutuhan yang
mereka pinta kepada Allah, sebagaimana yang terdapat pada buku ini.

Shalat hajat juga merupakan bagian dari keringanan dan rahmat dari Allah SWT
bagi hamba-Nya. Pada praktiknya shalat hajat ini sangat mudah dan bisa
dilakukan pada siang hari atau malam, tidak seperti pada shalat-shalat lainnya
secara umum. Misalnya, shalat dhuha hanya bisa dilakukan pada saat matahari
terbit sampai datangnya waktu zuhur, atau shalat tahajud yang hanya bisa
dilakukan pada malam hari.

Sebagai pembuktian atas kebenaran sabda Rasulullah terhadap shalat hajat, tidak
terhitung banyaknya orang yang telah mendapatkan keajaiban dan terkabulnya
permintaan atau hajat mereka. Bahkan, ada yang mendapatkan keajaiban dengan
diturunkan malaikat kepadanya untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapinya, sebagaimana yang terdapat di dalam bab “Bukti Dan Kisah Nyata
Orang-Orang Mendapatkan Keajaiban Shalat Hajat”

Untuk menambah kesempurnaan, buku ini juga dilengkapi tata cara shalat hajat
dan doa-doa mustajab./Penulis: Ibnu Thahir/Penerbit: QultumMedia, 2007
/Website: http://www.qultummedia.com


===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
================================
Baca Juga:
Posting Komentar
Tutup Iklan