PELITA KARAWANG ON LINE-.
Kalau sampai sekarang kita masih sering mendengar pertanyaan ” Lebih dulu mana telur atau ayam ?”. Mungkin sekarang lebih baik pertanyaannya adalah “Lebih dulu jadi Pejabat atau jadi Penjahat?”.

Saya paling kesel kalau ada kejadian seperti kejahatan karena korupsi, ada pejabat lain yang bilang ” Saya yakin masih banyak pejabat yang jujur dan profesinal”.

Sebenarnya apa iya masih ada pejabat yang tidak korupsi di negeri ini. Bila menggunakan Logika dan akal sehat saya yakin sebenarnya jawabannya sudah jelas. Masalahnya sekarang untuk yang satu ini tidak bisa lagi digunakan Logika. Hanya perasaan dan Etika saja yang bisa mengatakan. Dimana etikanya adalah “Jujur Ajur atau Ancur”.

Logika kita bisa mengukur berapa gajinya Pejabat, etikanya adalah Pejabat rata-rata di negeri ini jauh lebih kaya dan tidak bisa dihitung berapa pendapatan sebenarnya.

Sekarang ini dengan mata kepala sendiri kita sering melihat beberapa penjahat jadi pejabat, misal dari jadi bupati sampai gubenur. Atau sebaliknya yang hendak menjadi pejabat tertangkap karena korupsi ketika mereka hendak menjadi pejabat yang lebih tinggi.

Dengan kata lain sebenarnya mereka itu penjahat atau pejabat yang mau menduduki jabatan dengan tingkatan kejahatan yang lebih tinggi tingkatan atau kalibernya.

Dan bukan dengan Logika,lagi masyarakat sering dipermainkan perasaannya dimana seorang yang terbukti korupsi dengan jumlah uang yang sangat besar, mendapat hukuman yang jauh lebih ringan dari pencuri ayam.

Malahan seorang penegak (oknum)hukumpun dapat mengatakan bahwa kolega tidak terbukti korupsi atau tidak dapat dibuktikan korupsinya walaupun kekayaannya dan rekeningnya belum diperiksa. karena untuk memeriksa rekening ada undang-undangnya. Weleh-welehhhhhhhh.....

Kasian benar rakyat dinegeri ini. dan enak benar pejabat(OKNUM)dinegeri ini. mereka bisa memutar dan mengatakan apa saja sesuai dengan kekuasaannya.

Ketika urusan ditempat tidur diangkat kepermukaan untuk menutup atau menyelimuti kejahatan besar yang sedang berlangsung di negeri ini.

Hal seperti ini hanya terjadi di negeri kita di bumi ini.Urusan tempat tidur yang tabu,sakral , murah,nyaman dan hening menjadi hinggar bingar ketika dibantu dengan gendang yang terus ditabuh, menjadikan negeri ini sangat terkenal akan kelihayannya dalam menutupi mega korupsi.

Kemiskinanlah yang seharusnya adalah kejahatan. Siapa suruh menjadi orang miskin.Orang miskin banyak menjadi Teroris. Mana ada Koruptor yang menjadi teroris.Laa dipenjara saja mereka dapat hidup enak dan mewah dari uang hasil korupsi.Padahal merekalah yang membuat negeri ini miskin.

Jadi siapa sebenarnya yang bisa menghukum Koruptor ini. Apakah Tuhan perlu turun tangan? karena Presiden saja tidak mampu.di kutip dari http://sosbud.kompasiana.com/2010/07/22/pejabat-atau-penjahat/.