Image
BANJIR LAGI:Deretan pemukiman sepanjang Kali Code diterjang banjir lahar dingin menyusul hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta, kemarin. 




YOGYAKARTA- Banjir lahar dingin di Kali Code Yogyakarta kembali terjadi kemarin mulai pukul 15.30 WIB. AKibatnya kondisi terparah menggenangi Kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis,yang merupakan daerah terendah di sepanjang bantara Kali Code.

Setidaknya rumah yang berada di 4 RT di RW 10 terendam air.Ketinggian air di rumah-rumah sekitar 50 centimeter sampai 1 meter. Banjir lahar dingin dipicu hujan deras yang mengguyur sejak Senin (6/12) siang. Sekitar pukul 15.30 WIB,air Kali Code yang membawa material vulkanik mulai memasuki rumah-rumah warga. Ratusan warga yang berasal dari 4 RT di RW 10 Kelurahan Gowongan pun kembali diungsikan. “Air mulai masuk rumah selepas Asyar. Lalu warga diungsikan ke tempat yang lebih aman,” kata Ketua Pemuda setempat,Fajar,24,kemarin.

Menurut dia, tidak hanya rumah-rumah warga yang digenangi air Kali Code.Beberapa fasilitas umum di kampung setempat pun juga terendam air bercampur pasir dan lumpur tersebut.“Musala dan sumur warga juga terendam. Warga sekarang mengalami krisis air bersih karena sumur yang dimiliki sangat kotor,”jelasnya. Dihubungi terpisah,Camat Jetis Sisruwadi membenarkan banjir lahar dingin kembali menerjang wilayahnya. Namun, kata dia, banjir lahar dingin yang terjadi kali ini masih lebih kecil dibanding yang terjadi pada 29 November lalu. “Sekarang ini aliran airnya juga deras, berwarna coklat kehitam-hitaman namun masih lebih kecil dibanding tanggal 29 November lalu,” katanya. Menurut dia, banjir kerap menggenangi rumah-rumah warga karena sedimentasi yang sangat besar di Kali Code.

Sisruwadi mengatakan, sejak erupsi Merapi sudah terjadi sedimentasi di Kali Code setinggi dua meter. “Dulu ketinggian air dengan talud setinggi dua meter. Sekarang dua meter itu sudah berisi pasir dan lumpur,sehingga ketinggian air dengan talud dalam kondisi normal hanya 60 sentimeter saja. Jadi, kalau hujan sebentar saja, Kali Code langsung meluap ke permukiman warga.Apalagi di Jogoyudan merupakan daerah paling rendah di sepanjang bantaran Kali Code,”jelasnya. Sisruwadi mengatakan, selama ini Pemkot Yogyakarta dibantu TNI dan warga intensif melakukan pengerukan dengan alat berat di sejumlah titik.Namun,kata dia, usaha tersebut masih sia-sia karena tidak sebanding dengan pasir dan lumpur yang memasuki Kali Code.

“Pasir yang sudah dikeruk setiap hari masih kalah jauh jumlahnya dengan pasir dan lumpur yang dikirim dari Kali Boyong,” ungkapnya. Terkait ancaman banjir lahar dingin itu,Pemkot Yogyakarta telah membuat sebuah konsep besar mengenai hunian sementara (huntara) bagi warga di bantaran Sungai Code. Ada sekitar 500 kepala keluarga (KK) yang nantinya akan menjadi sasarannya karena diperkirakan terancam banjir lahar dingin. Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto yang ditemui di Balai Kota kemarin mengatakan, menyusul banjir lahar dingin yang hamper setiap hari melanda warga bantara Code,pihaknya saat ini telah memikirkan huntara. Untuk mewujudkannya, pihaknya tengah menlakukan persiapan mengenai lahan dan sarana untuk huntara. “Paling tidak ada 500 KK yang harus pindah sementara.

Dan jumlah terbanyak ada di daerah Jogoyudan,Kecamatan Jetis yakni sekitar 200 KK. Mereka itu sebenarnya sudah hidup bukan di bantara sungai lagi tapi sudah di lahan wedi kengser,”ujarnya. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ditemui sebelum melakukan peninjauan lokasi Code mengatakan, pihaknya akan membahas hal tersebut lebih detail dengan Pemkot Yogyakarta. Menurutnya pun banjir lahar dingin tidak akan terjadi hanya dalam hitungan hari.“Akan kita bahas lebih lanjut,”tegasnya.

Banjir Lahar Bakal Sering Terjadi

Banjir lahar dingin dipastikan bakal sering terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Alasannya, di wilayah DIY dan sebagian Jawa Tengah sudah memasuki musim hujan dengan intensitas tinggi. Selain itu,muntahan material vulkanik Gunung Merapi sebanyak 170 juta meter kubik saat masih mengendap di beberapa sungai yang berhulu di gunung tersebut. Bahaya banjir dingin diperkirakan sampai April 2011 seiring berakhirnya musim hujan. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta,Budi Waluyo mengatakan, musim hujan di Jateng dan DIY memberi ancaman nyata berupa banjir lahar dingin.

Menurut dia, saat ini curah hujan di wilayah DIY dan sebagian Jateng sudah berada di atas ambang normal. “Oktober lalu, sudah memasuki hujan namun masih berada di bawah normal. Namun mulai pertengahan November, curah hujan sudah di atas normal dan diperkirakan sampai April tahun depan,”katanya, tadi malam. Menurut Budi, beberapa kali hujan yang mengguyur wilayah DIY dan sebagian Jateng masuk kategori ekstrem atau hujan yang sangat lebat dengan durasi yang lama. Hujan ekstrem terjadi jika intensitasnya berada di atas 100 milimeter, sedangkan normal antara 50 sampai 100 milimeter. “Nah,di wilayah DIY ini diprediksi masih sering terjadi hujan sangat lebat pada hari-hari ke depan,” tegasnya.

Camat Jetis Yogyakarta Sisruwadi menambahkan, sampai saat ini Kali Code sudah mengalami tiga kali banjir lahar dingin, yang airnya sampai menggenangi permukiman warga.Menurut dia, penyebab seringnya banjir lahar dingin di Kali Code selain karena instensitas hujan yang tinggi, juga karena terjadi sedimentasi yang sangat tinggi. (ridwan anshori/ ratih keswara).

Sumber:harian Seputar Indonesia.