Jakarta- PEKA-.Sri Murdiah warga Semarang ini menjadi korban penipuan teman WNA yang baru dikenalnya melalui situs jejaring sosial Facebook. Dia dijanjikan bisnis dolar yang menguntungkan, namun malah kena tipu Rp Rp 800 juta.

Para pelaku kejahatan dunia maya
Sri berkenalan lewat Facebok dengan WN Amerika Serikat yang bernama Hwande Paul yang mengaku bertugas di Allepo. Hwande Paul mengaku istrinya sudah meninggal dan dia memiliki dua anak kecil. Hwande bertugas di Suriah dan akan menitipkan uang $ 5 juta kepada Sri dengan alasan di luar negeri tidak boleh menyimpan uang. 

"Katanya dua hari setelah itu uangnya akan datang ke Jakarta bersama dengan pengirimnya di bandara," kata Sri saat jumpa pers di Polda Metro Jaya, Minggu (13/9/2015).

Kemudian Sri ditelepon wanita bernama Aryani yang mengaku petugas Bandara Soekarno-Hatta. Sri diminta untuk mentransfer uang Rp 9,5 juta untuk proses pengeluaran uang dolar di bandara. Lalu Sri juga diminta untuk mentrasnfer uang Rp 35 juta di hari yang sama. 

Besoknya kurir yang mendapat tugas mengantarkan uang dolar itu mendapat tugas lain, sehingga dolar dititipkan di UN Indonesia atas nama Gabriel dan diminta transfer uang Rp 65 juta untuk administrasi. Lalu Sri diminta datang ke apartemen lantai 21 di daerah Rasuna Said, Kuningan.

"Saya diperlihatkan dolarnya di dalam koper yang ada cap merek UN. Lalu saya diminta membeli cairan untuk membersihkan cap UN yang ada di uang dolar dan harganya mahal Rp 3,5 miliar. Terus saya disuruh tanda tangan kepemilikan uang $5 juta dolar tapi saya harus membayar 20 persen sebanyak Rp 700 juta. Saya pinjam uang sebanyak itu dari rentenir dengan jaminan rumah kosan sebanyak 80 kamar," kisah Sri.

Namun dolar yang dijanjikan tak kunjung diterima Sri. Uang Rp 800 juta lenyap tanpa jejak. 

Sri mengaku mau memberikan uang itu karena terus dihubungi oleh pelaku. Dia terbujuk rayuan pelaku yang mengiminginya dengan keuntungan yang besar.

"Karena setiap saat saya mendengar suaranya, setiap hari telepon minta dikirim terus. Jadi seakan-akan saya terlena untuk memenuhi permintaan dia. Sampai saya bilang mister tolong jangan telepon dulu saya lagi sakit, takut dengan keluarga dan suami. Akhirnya dia sms saja. Bahkan setelah dia ditangkap, jaringannya masih menghubungi saya untuk transfer uang Rp 300 juta," kata Sri yang guru SD ini.

"Semoga masyarakat Indonesia tidak akan mudah tergiur dengan akun-akun Facebook itu," tambahnya. #
slm/erd/detik.